Rabu, 24 April 2013

TEKNOLOGI HIJAU

Dalam era globalisasi ini sudah saatnya kita peduli lingkungan yang berkesinambungan dan berjenjang, artinya : terus menerurus di laksanakan dan dijalankan, seperti halnya kita makan tiga kali sehari idealnya kita makan dan ada aturan – aturannya menurut angka kecukupan gizi yang harus masuk ke tubuh kita sesuaia umur dan jenis kelamin.   Berjejang , ya semua kalangan harus peduli dan disiplin, mulai dari diri sendiri , keluarga lingkungan terdekat Rumah Tangga,  RW , Desa , Kecamatan , Kabupaten , Provinsi dan Negara Indonesia
Tentunya memerlukan kesadaran dan disiplin, rasa disiplin ini harus  tertanam di masing – masing individu. Ini yang super berat menanamkan jiwa disiplin pada masing – masing individu.   Tapi kalau kompak masing – masing individu ini menjalankan tugas dan kewajibannya dengan jujur diserati iman sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing- masing, saya rasa - rasa akan berhasil mengamankan lingkungan ini.
Teknologi Hijau mutlak harus di laksanakan dengan jalan diantaranya :  1. Kita awali dari kedisiplinan membuang sampah dan membedakannya.   Sekarang sudah terdapat tong - tong sampah di tempat-tempat  yang strategis, tiap unit berjejer  tiga tong sampah sekaligus  dan disitu terdapat merk yang jelas (sampah organic, sampah plastic dan berat).    Tapi saya coba buka tak 100 % berfungsi,  nah mulai disinilah kita harus menanamkan rasa disiplin mulai dari diri sendiri , mendisiplinkan anak – anak  dan anggota keluarga kita dulu udah berat rasanya.
Untuk mendisiplinkan ini semua perlu berjenjang, ya disamping kita mendisiplinkan keluarga juga kita sebagai warga Negara harus turut pada aturan dan undang-undang yang berlaku di Negara kita, dan dijalankan oleh semua warga.   Misalnya saja seandainya ada undang – undang tentang buang sampah dan ini di laksanakan dan diawasi oleh semua pihak saya rasa teknologi hijau akan terlaksana dengan baik.
Caranya mulai dari kedisiplinan memisahkan sampah organic dan non organic, contohnya kalau sampah itu tidak di pisahkan misalnya dapat sangsi tegoran atau apa gitu, terus ada petugas khusus yang mengawasi dan di gajih yang memadai.    Seandainya saja di jalanan ada yang buang sampah sembarangan atau buangnya pada tong sampah yang salah, dapat tilang dari petugas seperti halnya melanggar peraturan lalu lintas, saya rasa lama – kelamaan akan menyadarinya, buang sampah sesuai aturan.
Kita lihat Jakarta , yang jadi masalah besar adalah sampah sampai – sampai harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk biaya pengadaan TPA (Tempat Pembuangan Akhir).   Karena tumpukan sampah itu menyatu , sampah organic, plastic logam dan lain – lain maka cepatlah terbentuk gunung – gunung sampah yang mengakibatkan korban jiwa.
Tapi kalau warga Negara kita sudah disiplin seperti Negara- Negara maju go gren atau teknologi hijau akan terwujud. Dengan cara kita buat TPA ini 3(tiga ) lokasi yang berbeda : 1). lokasi TPA sampah organic ; 2). Lokasi TPA sampah Plastik dan 3) TPA sampah logam ( bekas kaleng dan lain – lain). Adakan  pengolahan sampah di masing – masing TPA sesuai dengan bahannya, misalnya  di  TPA sampah organic dibuatkan Pabrik pembuatan pupuk organic hasilnya bisa di jual murah atau di subsidikan ke masyarakat, untuk menanam sayuran atau tanaman lainnya yang di tanam di sekitar rumah (tidak ada alas an tidak punya halaman sebab banyak cara untuk menanamnya.   Sebagai contoh menanam sayuran dengan cara verticultur (lihat  di Blog Mari menanan sayuran pada judul blog PENYULUH PERTANIAN KRETIF INDONESIA).
Disisi lain selama ini sulit mendapatkan pupuk organic dalam sekala besar, sampai – sampai petani sayuran membohongi diri sediri bilang sayuran organic, tapi masih pakai pupuk dan pestisida non organic.    Padahal kita harus menyadari sudah banyak anak – anak kita atau teman kita yang kelainan akibat  dampak dari mengkonsumsi bahan makanan yang tidak ramah.    Enak memang waktu di makannya tapi dampaknya kurang baik bahkan berbahaya.
Seandai nya cita – cita saya ini bias terwujud karena dukungan semua pihak saya rasa Indonesia bisa jadi Negara terkaya di dunia.   Sebab kita memiliki alam yang mendukung tiap hari kita bisa melihat matahari, ini sebagai sumber enerzi untuk proses asimilsi semua tanaman.    Kapanpun kita bisa taman apapun. Kita harus bisa menguasai Alam.    Jangan kita di kuasai alam dan merusaknya demi kelangsungan  lingkungan hidup yang asri dan nyaman.
Penghijauan sudah di anjurkan di mana-mana melalui selebaran- selebaran dan lain – lain yang diintruksikan langsung dari Kementrian Kehutanan,  tapi kebanyakan yang dianjurkan itu tanaman pohon yang berkayu , itu juga bagus, tapi disamping itu ada yang terlupakan , yaitu kita harus melestarikan atau menggalakan lagi tanam bambu yang cepat berkembang.   Contohnya saja tanam pohon satu tahun paling besar diameternya  sebesar tangan orang dewasa, tapi tanam bambu satu tahun sudah jadi satu rumpun, menyerap air bisa banyak dan lama.
Saya ingat ada sebuah lagu yang di kumandangkan oleh Guru SMP saya dulu :
Dibawah rumpun bambu , mata air membual
 Dilingkung batu – batu mengalir pelahau
Disana aku mandi tiap pagi dan petang
Sambil bernyanyi – nyanyi sejuk sehat dan nyaman.
Nah itulah lagu kenyatan adanya, seandainya lagi tanam bambu di intruksikan seperti menana pohon sejuta pohon, ya kalau tanam bambu cuku seratus pohon saja. lumayan tahun berikutnya, kalau sukses bisa menyerap air yang begitu banyak, tebing - tebig tidak akan terjadi lagi longsor yang berat.
Semoga yang baca blog ini peduli lingkungan mari kita kerja keras ikhlas dan cerdas untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara Agraris yang subur makmur lohjinawi. KUNCI UTAMA SEMUA KALANGAN JUJUR MENJALANKAN TUGAS MASING-MASING. Jangan terlalu banyak mementingkan pribadi dan golongan, sesuai panca PRASETI KORPRI yang di bacakan setiap Apelpagi, tapi kenyataannya?