I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
International Food and Organic
Agricultural Movement (IFOAM), merumuskan pertanian organik sebagai
berikut. Pertanian organik adalah kegiatan budidaya tanaman dengan benih
organik, di lahan organik, dengan air organik, dan dengan sistem organik.
Penggunaan pupuk dan pestisida, hanya bagian dari sistem pertanian organik.
Yang disebut tanah dan air organik
adalah, lahan pertanian dan air irigasi yang bebas pencemaran residu pupuk,
pestisida, serta bahan kimia lainnya. Ini harus dibuktikan dengan penelitian
laboratoris. Kalau petani sudah menggunakan benih, pupuk dan pestisida organik,
tetapi lahan dan air irigasi masih mengandung residu pupuk serta pestisida
kimia, maka produknya tidak bisa diklaim sebagai sayuran organik. Produk
seperti ini, namanya “transisi organik”.
World Trade Organization (WTO),
membuat beberapa kategori produk pertanian. Pertama wild product, yakni produk
tumbuh-tumbuhan yang langsung diambil dari alam liar (hutan). Kedua,
traditional product, yakni produk tumbuh-tumbuhan yang dibudidayakan secara
tradisional. Misalnya padi ladang. Ketiga, conventional product, yakni produk
pertanian biasa, yang proses budidayanya menggunakan pupuk dan pestisida kimia.
Keempat healthy product, yakni produk pertanian yang masih menggunakan pupuk
dan pestisida kimia, terapi dosisnya sangat dibatasi. Kelima organic product, yakni hasil pertanian organik.
Produk
pertanian organik perlu label, dan petani atau lembaga yang memroduksinya harus
sudah memperoleh sertifikat dari IFOAM, atau lembaga yang dirujuk. Hingga
tidak semua orang atau lembaga bisa mengklaim bahwa produk yang mereka hasilkan
merupakan sayuran organik. Ketentuan ini sangat penting untuk mencegah
penipunan, guna melindungi kepentingan konsumen. Hingga tidak semua sayuran
yang dibudidayakan tanpa pupuk serta pestisida bisa diklaim sebagai organik.
Sayuran Organik
selain
harganya lebih tinggi dibanding produk konvensional, sayuran organik juga bisa
diproduksi dengan biaya lebih rendah. Sebab pupuk kandang, pupuk hijau, kompos,
dan pestisida organik, bisa diproduksi
sendiri.
Di tengah harga pupuk dan pestisida
kimia yang terus naik belakangan ini, prospek pertanian organik jelas lebih
baik.
1.2.
Tujuan
Budidaya Sayuran Organik
ini penting,untuk kelangsungan
pola hidup yang sehat, dengan cara mengkonsumsi sayuran organik, terutama bagi
pertumbuhan anak – anak sebagai penerus bangsa.
Untuk menekan kelainan atau timbulnya berbagai penyakit
yang di akibatkan karena mengkonsumsi sayuran yang terkontaminasi Pestisida.
II.
TAHAPAN
BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK
2.1.
Tahapan
Persiapan Pembuatan Pupuk Organik
1.
Pembuatan
pupuk Organik
Dalam pembuatan pupuk
organik ini diperlukan bahan-bahan
sebagai berikut : daun Conprey dan
kirinyuh( ini mempunyai kandungan unsure hara P yang tinggi)150kg,limbah
panen jerami padi 400 kg, pupuk kandang
300 kg, arang sekam 100 kg, dedak 50 kg, EM 4
250 CC ,Molase 250 CC, Air 50 liter atau secukup nya. Alat yang
diperlukan berupa : mesin coper untuk
menggiling jerami padi dan kirinyuh,
sekop, cangkul, tempat penanpungan, karung goni.
Cara
membuatnya :
Masukan jerami padi,kirinyuh
dan conprey kedalam mesin coper yang sudah menyala, cara menggilingnya di
selang seling antara kirinyuh jerami padi dan conprey supaya dalam proses
pengadukan tidak lengket. Sambil menunggu
selesai menggiling bahan baku , larutkan EM-4 dan molase kedalam air
Campurkan dengan dedak secara merata , campurkan bahan baku hasil gilingan
dengan pupuk kandang, campur lagi dengan
dedak yang tadi,kandungan air adonan 30 %, bisa di tes dengan cara di kepal air
tidak keluar dari adonan, dan apabila kepalan dilepas adonan akan megar. Adonan digundukan diatas ubin atau tanah
kering yang terlindung dengan ketinggian 15 – 20 cm kemudian tutup dengan
karung goni. Perlu di perhatikan jika tinggi gundukan lebih dari 20 cm akan mengalami proses pembusukan
dan jadi lengket sehingga susah dalam proses pembalikan. Pertahankan suku
gundukan 40 -50 oC, jika terlalu panas buka penutup karunggoni tadi
dan lakukan pengadukan.
Setelah 4- 7 hari proses
pembuatan pupuk organik untuk padi selesai dan siap digunakan untuk penanaman padi
seluas kurang lebih 1000 m2 .
2.
Pembuatan
Pestisida Organik Bahan yang diperlukan untuk
pembuatan Pestisida organik ialah :
EM-4
100 CC, Molase 100 CC, Alkohol 40% 100 CC, Cuka makan 100 CC, Air cucian beras
yang kental 1 liter, jahe,lengkoas,kencur, kunyit temulawak masing-masing satu
jari jempol tangan, sereh yang besar 2 batang, bawang putih 10 siung daun
nimba/mindi 1 kg, daun babadotan 1 kg , brotowali 10 cm.
Cara
membuatnya :
Semua
bahan rempah-rempah ditumbuk sampai halus, masukan air beras, masukan bahan
lain secara berurutan, mulai dari cuka makan,Alkohol, molase dan terakhir EM-4
, lalu aduk secara merata. Masukan kedalam jerigen tertutup, kocok setiap pagi
dan sore. Buka tutup Jerigen/ tutup jerigen pakai selang kecil untuk
membebaskan gas yang terbentuk selama proses permentasi berlangsung. Setelah kurang lebih 15 hari, pengocokan
dihentikan. Atau setelah tidak ada gas
yang terbentuk. Biarkan lagi selama 7 hari, baru Pestisida Organik Bisa
digunakan. Dosis penggunaan 2 CC/liter air, disemprotkan . Khasiat pestisida
Organik ini untuk menekan dan mencegah serangan hama dan penyakit.
3.
Pembuatan
Pupuk Organik Cair.
Bahan-bahan yang diperlukan
dalam pembuatan pupuk organik cair ialah : Kotoran kambing/ kelinci 50 kg, air
kencing kelinci 5 liter, dedak 10 kg,
daun conprey dan kirinyuh yang telah digiling
10 kg. EM 4 0,5 Liter, molase 0,5 lt, air 150 lt.
Cara
membuatnya:
Isi drum dengan air tanah atau air sumur
setengahnya , masukan EM4 aduk -aduk, masukan molase aduk –aduk, masukan dedak,
daun conprey dan kirinyuh yang telah digiling tadi sambil diaduk pelahan-lahan
,masukan kotoran kambing, air kencing
kelinci, aduk terus sampai merata dan tambahkan air sampai drum terisi ¾ nya, setelah rata tutup drum
rapat – rapat. Lakukan pengadukan secara
pelahan-lahan tiap pagi selama 4 hari( cukup 5x adukan setiap pagi setelah
larutan bergerak tenang segera tutup kembali, setelah 7 hari pupuk organik cair
siap digunakan, dengan konsentrasi 20 %( 1 lt pupuk organik cair di larutkan
dengan 5 liter air). Cara penggunaannya
disiramkan 3 hari sekali sebanyak 0,25 lt/ tanaman. Atau di endapkan
dulu dan disaring. Hasil saringan ini bisa di semprotkan keseluruh bagian
tanaman. Penyemprotan dengan pupuk organik cair cukup 7 hari sekali.
2.2.
Tahapan Menanam Dari
Biji/Benih
Tahapan lengkap menanam adalah sebagai berikut :
Tahapan lengkap menanam adalah sebagai berikut :
1. Pra-Semai atau Seed Starting
2. Menyemai
3. Menyapih
4. Menanam
Tentunya tidak semua tahapan harus
diikuti. Selain tahapan lengkap dari 1 s/d 4, bisa juga no.2 dan 4 saja, atau
2,3 dan 4, atau 1 dan 4, atau langsung 4. Berikut penjelasan dari tiap tahapan :
Pra-Semai dimaksudkan untuk
menyaring benih yang tidak tumbuh, sehingga kita hanya menyemai/menanam benih
yang sudah mulai berkecambah agar kepastian tumbuh cukup tinggi.
Ada
beberapa cara Pra-Semai, salah satunya antara lain :
·
Biji direndam air (hangat) selama 1/2 - 1 jam.
·
Biji yang waktu berkecambahnya lama, misalnya Coriander atau
Parsley atau Horenzo boleh direndam semalaman.
Setelah itu dilanjutkan ke Tahap
berikutnya, yaitu disemai atau ditanam. Maksud perendamam untuk
melembabkan kulit benih sehingga pori2 kulit membesar. Akibatnya terjadi
penetrasi air ke dalam biji. Hal ini mentriger biji untuk menghasilkan zat
pengatur tumbuh (auxin) yang kemudian mentriger lembaga benih (titik tumbuh)
memulai pertumbuhan. Pada tahap ini kita belum dapat membedakan benih yang
mempunyai daya kecambah tinggi dan rendah, sehingga jika langsung
disemai/ditanam, kemungkinan tidak semua benih akan tumbuh (Catatan : air
rendaman diberi zat pengatur tumbuh atau pupuk cair organik atau sedikit garam
untuk membantu proses pertumbuhan)
Untuk memastikan benih yang disemai/tanam mempunyai daya kecambah tinggi, setelah benih direndam, disimpan di wadah dengan alas lembab seperti tissue yang dilembabkan. Tutup wadah agar tidak terjadi penguapan. Simpan di tempat sejuk. Setelah beberapa hari benih mulai berkecambah. Pada tahap ini kita dapat memilih hanya benih yang sudah berkecambah saja yang disemai atau ditanam, sehingga probailitas tumbuh jauh lebih tinggi.
Untuk memastikan benih yang disemai/tanam mempunyai daya kecambah tinggi, setelah benih direndam, disimpan di wadah dengan alas lembab seperti tissue yang dilembabkan. Tutup wadah agar tidak terjadi penguapan. Simpan di tempat sejuk. Setelah beberapa hari benih mulai berkecambah. Pada tahap ini kita dapat memilih hanya benih yang sudah berkecambah saja yang disemai atau ditanam, sehingga probailitas tumbuh jauh lebih tinggi.
Menyemai
Jika kita melakukan Pra-Semai, maka probabilitas benih tumbuh akan lebih besar. Namun dapat juga langsung menyemai tanpa melalui Pra- Semai. Berikut proses menyemai :
• Siapkan wadah semai seperti tray-semai atau wadah lain (sebaiknya tidak terlalu tinggi, 5-10cm cukup agar tidak perlu media terlalu banyak dan bagian bawah berlubang (bisa dibuat lubang sendiri)
• Isi dengan media. Sebaiknya campuran media halus (tanah disaring, pasir halus, sekam halus ditambah pupuk organik halus minimal 1/4 bagian). Basahi dahulu campuran media agar lembab
• Masukkan benih di tiap lubang tray-semai, cukup 1/2 cm dari permukaan media, tutup lagi dengan media. Jika menyemai di wadah lain, misal baki berlubang, beri jarak antar benih, 1-5 cm untuk memudahkan pemisahan bibit yang sudah tumbuh tanpa terlalu mengganggu perakaran.
• Semprot dengan sprayer jika media mulai kering. Kemudian tutup dengan kardus atau plastik warna solid atau penutup apa saja agar tidak terjadi penguapan sehingga media tetap lembab. Simpan di tempat sejuk
• Setelah beberapa hari (biasanya paling cepat 2 hari), benih mulai tumbuh. Buka penutup, usahakan mendapat sinar matahari (pagi) agar batang tidak terlalu panjang. Siram dengan sprayer agar bakal tanaman tidak terganggu air siraman.
Jika kita melakukan Pra-Semai, maka probabilitas benih tumbuh akan lebih besar. Namun dapat juga langsung menyemai tanpa melalui Pra- Semai. Berikut proses menyemai :
• Siapkan wadah semai seperti tray-semai atau wadah lain (sebaiknya tidak terlalu tinggi, 5-10cm cukup agar tidak perlu media terlalu banyak dan bagian bawah berlubang (bisa dibuat lubang sendiri)
• Isi dengan media. Sebaiknya campuran media halus (tanah disaring, pasir halus, sekam halus ditambah pupuk organik halus minimal 1/4 bagian). Basahi dahulu campuran media agar lembab
• Masukkan benih di tiap lubang tray-semai, cukup 1/2 cm dari permukaan media, tutup lagi dengan media. Jika menyemai di wadah lain, misal baki berlubang, beri jarak antar benih, 1-5 cm untuk memudahkan pemisahan bibit yang sudah tumbuh tanpa terlalu mengganggu perakaran.
• Semprot dengan sprayer jika media mulai kering. Kemudian tutup dengan kardus atau plastik warna solid atau penutup apa saja agar tidak terjadi penguapan sehingga media tetap lembab. Simpan di tempat sejuk
• Setelah beberapa hari (biasanya paling cepat 2 hari), benih mulai tumbuh. Buka penutup, usahakan mendapat sinar matahari (pagi) agar batang tidak terlalu panjang. Siram dengan sprayer agar bakal tanaman tidak terganggu air siraman.
Penanaman
Bibit bisa dipindahkan setelah keluar dua daun asli, sehingga
keseluruhan ada 4 daun, yaitu 2 daun dari biji dan 2 daun asli sesuai dengan
tanaman tersebut pada waktu dewasa.
Bibit
dapat dipindahkan untuk :
• Disapih, atau
• Langsung ditanam
• Disapih, atau
• Langsung ditanam
Menyapih
Bibit hasil semaian yang ditanam langsung di tanah atau pot/polibag, kondisinya masih agak lemah sehingga daya adaptasi di lingkungan yang baru lebih lambat. Hal ini dapat mnyebabkan stres pada tanaman sehingga mudah terserang penyakit. Disamping itu jika tanaman dimakan hama (misal siput), biasanya yang dimakan batangnya (karena masih lunak, "lezat"), sehingga begitu batangnya dimakan, maka tanaman akan mati.
Bibit hasil semaian yang ditanam langsung di tanah atau pot/polibag, kondisinya masih agak lemah sehingga daya adaptasi di lingkungan yang baru lebih lambat. Hal ini dapat mnyebabkan stres pada tanaman sehingga mudah terserang penyakit. Disamping itu jika tanaman dimakan hama (misal siput), biasanya yang dimakan batangnya (karena masih lunak, "lezat"), sehingga begitu batangnya dimakan, maka tanaman akan mati.
Menyapih dimaksudkan agar tanaman
sudah cukup besar dan kuat sebelum ditanam di tanah/pot sehingga daya adaptasi
menjadi lebih baik. Begitu juga jika hama (siput) datang, biasanya yang dimakan
daun, sehingga tanaman tetap hidup.
Cara menyapih :
Cara menyapih :
·
Ambil polibag kecil atau wadah kecil (gelas air mineral,
potongan botol air mineral, potongan kotak susu dsb yang diberi lubang
bawahnya)
·
Isi dengan media tanah yang sudah dilembabkan atau
campurannya, jangan lupa pupuk organik minimal 1/4 bagian
·
Pindahkan bibit semaian ke wadah sapihan.
·
Rawat teratur hingga tanaman cukup besar (jika menggunakan
gelas air mineral, akarnya mulai kelihatan di sekeliling gelas)
·
Siap ditanam di tanah/pot
Jika kita tidak ingin menyapih,
jalan tengahnya dengan memindahkan tanaman setelah cukup besar (daun asli sudah
lebih dari 4).
Jika demikian, lubang semai (jika di
tray semai) harus cukup besar untuk menampung perakaran atau jarak semaian
harus cukup agar perakaran dapat berkembang dengan baik.
Menanam
Menanam dapat dilakukan dari hasil sapihan, atau hasil semaian atau hasil pra-semai atau bahkan langsung dari benih. Jika menggunakan pot/polibag, gunakan pot/polibag dengan ukuran memadai pada saat tanaman dewasa. Misal tanaman cabai atau tomat, sebaiknya gunakan ukuran diameter 50-60cm. Parsley cukup 30cm dsb.
Gunakan campuran tanah dan media lain seperti sekam agar porousitas media cukup baik, yaitu dapat menangkap air tetapi tidak menahan yang menyebabkan air tergenang. Jangan lupa beri pupuk organik minimal 1/4 bagian.
Jika menanam di tanah, jarak tanam disesuaikan dengan jenis tanaman, misal cabai/tomat/brokoli jarak sekitar 60cm, Caisim/Pakcoy/Horenzo dll cukup 15-20cm. Tujuannya agar ruang tumbuh dan paparan sinar matahari cukup, dan tidak bersaing mencari makanan
Tinggal lakukan perawatan (siram, pruning, pupuk dsb) dan panen
Menanam dapat dilakukan dari hasil sapihan, atau hasil semaian atau hasil pra-semai atau bahkan langsung dari benih. Jika menggunakan pot/polibag, gunakan pot/polibag dengan ukuran memadai pada saat tanaman dewasa. Misal tanaman cabai atau tomat, sebaiknya gunakan ukuran diameter 50-60cm. Parsley cukup 30cm dsb.
Gunakan campuran tanah dan media lain seperti sekam agar porousitas media cukup baik, yaitu dapat menangkap air tetapi tidak menahan yang menyebabkan air tergenang. Jangan lupa beri pupuk organik minimal 1/4 bagian.
Jika menanam di tanah, jarak tanam disesuaikan dengan jenis tanaman, misal cabai/tomat/brokoli jarak sekitar 60cm, Caisim/Pakcoy/Horenzo dll cukup 15-20cm. Tujuannya agar ruang tumbuh dan paparan sinar matahari cukup, dan tidak bersaing mencari makanan
Tinggal lakukan perawatan (siram, pruning, pupuk dsb) dan panen
Penanganan Khusus
Menanam bayam dilakukan langsung di tanah. Karena biji bayam sangat kecil, untuk memudahkan menebar, campur 1 bagian biji bayam dengan 10 bagian pasir halus, aduk rata, baru ditabur. Dengan demikian, sebarannya akan lebih merata
Jangan lakukan perendaman (Pra-Semai) pada kacang Edamame karena kulitnya mudah terkelupas jika kena air
Menanam umbi2an seperti wortel atau lobak sebaiknya langsung di tanah (langsung tahap 4) supaya bentuk umbinya bagus
Jika menanam langsung di tanah (langsung tahap 4), sebaiknya satu lubang diisi 2-4 biji sehingga probabilitas tumbuh tiap lubang sangat besar. Nantinya hanya dipertahankan satu tanaman yang paling bagus/sehat. Yang lain dicabut atau dipindahkan (jangan mengganggu perakaran tanaman yang sehatnya)
Benih Basil atau Kemangi jangan direndam (pra-semai), langsung disemai saja.
Menanam bayam dilakukan langsung di tanah. Karena biji bayam sangat kecil, untuk memudahkan menebar, campur 1 bagian biji bayam dengan 10 bagian pasir halus, aduk rata, baru ditabur. Dengan demikian, sebarannya akan lebih merata
Jangan lakukan perendaman (Pra-Semai) pada kacang Edamame karena kulitnya mudah terkelupas jika kena air
Menanam umbi2an seperti wortel atau lobak sebaiknya langsung di tanah (langsung tahap 4) supaya bentuk umbinya bagus
Jika menanam langsung di tanah (langsung tahap 4), sebaiknya satu lubang diisi 2-4 biji sehingga probabilitas tumbuh tiap lubang sangat besar. Nantinya hanya dipertahankan satu tanaman yang paling bagus/sehat. Yang lain dicabut atau dipindahkan (jangan mengganggu perakaran tanaman yang sehatnya)
Benih Basil atau Kemangi jangan direndam (pra-semai), langsung disemai saja.
2.3.
TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK
Teknik Budidaya merupakan bagian dari kegiatan agribisnis harus berorientasi pada permintaan pasar. Paradigma agribisnis : bukan Bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan, tapi Bagaimana menghasilkan produk yang dapat dipasarkan. Terkait dengan itu, teknik budidaya harus mempunyai daya saing dan teknologi yang unggul. Usaha budidaya organik tidak bisa dikelola asal - asalan, tetapi harus secara profesional. Ini berarti pengelola usaha ini harus mengenal betul apa yang dikerjakannya, mampu membaca situasi dan kondisi serta inovatif dan kreatif. Berkaitan dengan pasar (market), tentunya usaha agribisnis harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan berlanjut, agar produk yang telah dikenal pasar dapat menguasai dan mengatur pedagang perantara bahkan konsumen dan bukan sebaliknya.
Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterakan petani dan konsumen.
Teknik Budidaya merupakan bagian dari kegiatan agribisnis harus berorientasi pada permintaan pasar. Paradigma agribisnis : bukan Bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan, tapi Bagaimana menghasilkan produk yang dapat dipasarkan. Terkait dengan itu, teknik budidaya harus mempunyai daya saing dan teknologi yang unggul. Usaha budidaya organik tidak bisa dikelola asal - asalan, tetapi harus secara profesional. Ini berarti pengelola usaha ini harus mengenal betul apa yang dikerjakannya, mampu membaca situasi dan kondisi serta inovatif dan kreatif. Berkaitan dengan pasar (market), tentunya usaha agribisnis harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan berlanjut, agar produk yang telah dikenal pasar dapat menguasai dan mengatur pedagang perantara bahkan konsumen dan bukan sebaliknya.
Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterakan petani dan konsumen.
2.4.
JENIS – JENIS
SAYURAN
Berbagai
sayuran khususnya untuk dataran tinggi, yang sudah biasa dibudidayakan dengan
sistem pertanian organic, adalah : Sayuran Daun, Sayuran Buah, Sayuran Umbi dan Sayuran
Merambat
1.
Sayuran Daun : Bayam, Merah
& bayam hijau, Kubis
(Brassica oleraceae var. capitata L.), , Selada Kriting Merah & Hijau,
Kangkung, Daun Bawang, Sawi Hijau, Sawi Putih, Romen Horenzo , Kaelan , Brokoli (Brassica oleraceae var.
italica Plenk.), Bunga kol (Brassica oleraceae var. brotritys.), Andewi
(Chicorium endive), Lettuce (Lactuca sativa),
2.
Sayuran Buah : Cabe Tomat ,
Terong Ungu, Terong Hijau, Terong kecil, Jagung
Manis, Kacang Merah
3.
Sayuran Umbi : Kentang (Solanum tuberosum L.),
Wortel. (Daucus carota), Lobak, Bit
4.
Sayuran
Merambat : Kapri, Kacang Panjang, Oyong , Paria, Buncis, Labu Siam.
Sayuran ini, mengandung vitamin dan
serat yang cukup tinggi disamping juga mengandung antioksidan yang dipercaya
dapat menghambat sel kanker. Semua jenis tanaman ini ditanam secara terus
menerus setiap minggu, namun ada juga beberapa jenis tanaman seperti kacang
merah (Vigna sp.), Sawi (Brassica sp) , Kacang Babi yang ditanam pada saat tertentu saja
sekaligus dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dan pengalih hama. Ada juga tanaman lain yang ditanam untuk tanaman
reppelent (penolak) karena aromanya misalnya Adas.
2.5.
SAYURAN DAUN
1.
Bayam
Sejarah Singkat Bayam (Amaranthus spp)
Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus spp. Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia.
Jenis Tanaman
Keluarga Amaranthaceae memiliki sekitar 60 genera, terbagi dalam sekitar 800 spesies bayam (Grubben, 1976). Dalam kenyataan di lapangan, penggolongan jenis bayam dibedakan atas 2 macam, yaitu bayam liar dan bayam budidaya. Bayam liar dikenal 2 jenis, yaitu bayam tanah (A. blitum L.) dan bayam berduri (A. spinosus L.). Ciri utama bayam liar adalah batangnya berwarna merah dan daunnya kaku (kasap).
Sejarah Singkat Bayam (Amaranthus spp)
Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus spp. Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia.
Jenis Tanaman
Keluarga Amaranthaceae memiliki sekitar 60 genera, terbagi dalam sekitar 800 spesies bayam (Grubben, 1976). Dalam kenyataan di lapangan, penggolongan jenis bayam dibedakan atas 2 macam, yaitu bayam liar dan bayam budidaya. Bayam liar dikenal 2 jenis, yaitu bayam tanah (A. blitum L.) dan bayam berduri (A. spinosus L.). Ciri utama bayam liar adalah batangnya berwarna merah dan daunnya kaku (kasap).
budidaya
dibedakan 2 macam, yaitu :
a. Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri - ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih - putihan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih.
b. Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri - ciri bayam ini adalah memiliki daun lebar - lebar, yang dibedakan atas 2 spesies yaitu:
1) hybridus caudatus L., memiliki daun agak panjang dengan ujung runcing, berwarna hijau kemerah - merahan atau merah tua, dan bunganya tersusun dalam rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang.
2) hibridus paniculatus L., mempunyai dasar daun yang lebar sekali, berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur dan besar - besar pada ketiak daun.
Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu; varietas Giri Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja, Betawi, Skop, dan Hijau.
a. Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri - ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih - putihan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih.
b. Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri - ciri bayam ini adalah memiliki daun lebar - lebar, yang dibedakan atas 2 spesies yaitu:
1) hybridus caudatus L., memiliki daun agak panjang dengan ujung runcing, berwarna hijau kemerah - merahan atau merah tua, dan bunganya tersusun dalam rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang.
2) hibridus paniculatus L., mempunyai dasar daun yang lebar sekali, berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur dan besar - besar pada ketiak daun.
Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu; varietas Giri Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja, Betawi, Skop, dan Hijau.
Manfaat
Tanaman Bayam
Bayam merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah (elit). Di beberapa negara berkembang bayam dipromosikan sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat.
Manfaat lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional, dan juga untuk kecantikan. Akar bayam merah dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit disentri. Daun dan bunga bayam duri berkhasiat untuk mengobati penyakit asma dan eksim. Bahkan sampai batas tertentu, bayam dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dalam. Untuk tujuan pengobatan luar, bayam dapat dijadikan bahan kosmetik (kecantikan). Biji bayam digunakan untuk bahan makanan dan obat - obatan. Biji bayam dapat dimanfaatkan sebagai pencampur penyeling terigu dalam pembuatan roti atau dibuat bubur biji bayam. Ekstrak biji bayam berkhasiat sebagai obat keputihan dan pendarahan yang berlebihan pada wanita yang sedang haid.
Syarat Pertumbuhan
a. Iklim
1) Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam khususnya untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan tanaman.
2) Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bisa mencapai lebih dari 1.500 mm / tahun.
3) Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi (ternaungi), pertumbuhan bayam
4) Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16 - 20 derajat Celcius.
5) Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40 - 60%.
Media Tanam
a. Tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman bayam adalah yang penting kandungan haranya terpenuhi.
b. Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7 (alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning - kuningan (klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6 (asam), pertumbuhan bayam akan merana akibat kekurangan beberapa unsur. Sehingga pH tanah yang cocok adalah antara 6 - 7.
Tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannnya. Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan terganggu pertumbuhannya. Penanaman bayam dianjurkan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau.
Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15 - 45 derajat.
Ketinggian Tempat
Dataran tinggi merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam. Ketinggian tempat yang baik yaitu ±2000 m dpl.
Bayam merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah (elit). Di beberapa negara berkembang bayam dipromosikan sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat.
Manfaat lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional, dan juga untuk kecantikan. Akar bayam merah dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit disentri. Daun dan bunga bayam duri berkhasiat untuk mengobati penyakit asma dan eksim. Bahkan sampai batas tertentu, bayam dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dalam. Untuk tujuan pengobatan luar, bayam dapat dijadikan bahan kosmetik (kecantikan). Biji bayam digunakan untuk bahan makanan dan obat - obatan. Biji bayam dapat dimanfaatkan sebagai pencampur penyeling terigu dalam pembuatan roti atau dibuat bubur biji bayam. Ekstrak biji bayam berkhasiat sebagai obat keputihan dan pendarahan yang berlebihan pada wanita yang sedang haid.
Syarat Pertumbuhan
a. Iklim
1) Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam khususnya untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan tanaman.
2) Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bisa mencapai lebih dari 1.500 mm / tahun.
3) Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi (ternaungi), pertumbuhan bayam
4) Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16 - 20 derajat Celcius.
5) Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40 - 60%.
Media Tanam
a. Tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman bayam adalah yang penting kandungan haranya terpenuhi.
b. Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7 (alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning - kuningan (klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6 (asam), pertumbuhan bayam akan merana akibat kekurangan beberapa unsur. Sehingga pH tanah yang cocok adalah antara 6 - 7.
Tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannnya. Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan terganggu pertumbuhannya. Penanaman bayam dianjurkan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau.
Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15 - 45 derajat.
Ketinggian Tempat
Dataran tinggi merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam. Ketinggian tempat yang baik yaitu ±2000 m dpl.
Penyiapan
Benih Bayam
Benih Bayam sayur yang ditanam petani kebanyakan swadaya dari tanaman terdahulu yang sengaja dibiarkan tumbuh terus untuk produksi biji. Keperluan benih untuk lahan 1 hektar berkisar antara 5 - 10 kg, atau 0,5 - 1,0 gram per m2 luas lahan. Biji dipanen pada waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan yang sudah tua (masak). Tandan harus dijemur beberapa hari, kemudian biji dirontokkan dari tandan dan dipisahkan dari sisa - sisa tanaman. Untuk memproduksi bibit bagi satu hektar kebun yang berisi 25000 - 40000 tanaman, kemungkinan dibutuhkan sekitar 1 - 2 kg benih.
Benih Bayam sayur yang ditanam petani kebanyakan swadaya dari tanaman terdahulu yang sengaja dibiarkan tumbuh terus untuk produksi biji. Keperluan benih untuk lahan 1 hektar berkisar antara 5 - 10 kg, atau 0,5 - 1,0 gram per m2 luas lahan. Biji dipanen pada waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan yang sudah tua (masak). Tandan harus dijemur beberapa hari, kemudian biji dirontokkan dari tandan dan dipisahkan dari sisa - sisa tanaman. Untuk memproduksi bibit bagi satu hektar kebun yang berisi 25000 - 40000 tanaman, kemungkinan dibutuhkan sekitar 1 - 2 kg benih.
Teknik Memproduksi Benih Bayam
Lahan untuk pembibitan dipilih yang lebih tinggi dari sekitarnya dan bebas dari hama dan penyakit tanaman maupun gulma. Pembibitan diberi atap plastik atau atap jerami padi. Benih bayam disebar merata atau berbaris - baris pada tanah persemaian dan ditutup dengan selapis tanah tipis.
Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian
Dalam pemeliharaan benih / bibit perlu dilakukan penyiraman dengan teratur dan hati-hati. Tanah yang digunakan juga perlu dipupuk agar kesuburannya tetap terjaga. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk kandang. Setelah bibit tumbuh dan ada benih yang terserang hama / penyakit maka perlu disemprot dengan pestisida dengan dosis rendah.
Pemindahan Bibit
Setelah bibit tumbuh berumur sekitar 7 - 14 hari, bibit dipindah-tanam ke dalam pot-pot yang terbuat daun pisang atau kantong plastik es mambo yang sebelumnya telah diisi dengan medium tumbuh campuran tanah dan pupuk organik yang halus (1:1). Bibit dalam pot disiram teratur dan setelah berumur sekitar 7 - 14 hari setelah dipotkan, bibit tersebut telah siap untuk dipindah-tanam ke lapangan.
Pengolahan Media Tanam
Sebelum pengolahan lahan dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu pH tanah yang sesuai yaitu antara 6 - 7 sehingga perlu dilakukan pengukuran dengan menggunakan pH-meter. Selanjutnya menganalisis tanah yang cocok untuk tanaman bayam, apakah perlu dilakukan pemupukan atau tidak. Kapan tanaman akan ditanam dan sebaiknya pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Berapa luas lahan yang akan ditanami dan akan melakukan sistem polikultur atau monokultur. Dan berapa banyak kebutuhan benih untuk dapat memenuhi produk bayam yang diinginkan.
Lahan untuk pembibitan dipilih yang lebih tinggi dari sekitarnya dan bebas dari hama dan penyakit tanaman maupun gulma. Pembibitan diberi atap plastik atau atap jerami padi. Benih bayam disebar merata atau berbaris - baris pada tanah persemaian dan ditutup dengan selapis tanah tipis.
Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian
Dalam pemeliharaan benih / bibit perlu dilakukan penyiraman dengan teratur dan hati-hati. Tanah yang digunakan juga perlu dipupuk agar kesuburannya tetap terjaga. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk kandang. Setelah bibit tumbuh dan ada benih yang terserang hama / penyakit maka perlu disemprot dengan pestisida dengan dosis rendah.
Pemindahan Bibit
Setelah bibit tumbuh berumur sekitar 7 - 14 hari, bibit dipindah-tanam ke dalam pot-pot yang terbuat daun pisang atau kantong plastik es mambo yang sebelumnya telah diisi dengan medium tumbuh campuran tanah dan pupuk organik yang halus (1:1). Bibit dalam pot disiram teratur dan setelah berumur sekitar 7 - 14 hari setelah dipotkan, bibit tersebut telah siap untuk dipindah-tanam ke lapangan.
Pengolahan Media Tanam
Sebelum pengolahan lahan dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu pH tanah yang sesuai yaitu antara 6 - 7 sehingga perlu dilakukan pengukuran dengan menggunakan pH-meter. Selanjutnya menganalisis tanah yang cocok untuk tanaman bayam, apakah perlu dilakukan pemupukan atau tidak. Kapan tanaman akan ditanam dan sebaiknya pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Berapa luas lahan yang akan ditanami dan akan melakukan sistem polikultur atau monokultur. Dan berapa banyak kebutuhan benih untuk dapat memenuhi produk bayam yang diinginkan.
Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri bayam cabut siap panen adalah umur tanaman antara 25 - 35 hari setelah tanam. Tinggi tanaman antara 15 - 20 cm dan belum berbunga. Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.
Cara Panen
Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan memilih tanaman yang sudah optimal. Tanaman yang masih kecil diberi kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga panen bayam identik dengan penjarangan.
Periode Panen
Panen pertama dilakukan mulai umur 25 - 30 hari setelah tanam, kemudian panen berikutnya adalah 3-5 hari sekali. Tanaman yang sudah berumur 35 hari harus dipanen seluruhnya, karena bila melampaui umur tersebut kualitasnya menurun atau rendah; daun - daunnya menjadi kasar dan tanaman telah berbunga.
Prakiraan Produksi
Produksi bayam per hektar dapat mencapai sekitar 22.630 kg.
Pascapanen
1) Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan setelah panen dengan cara meletakkan di suatu tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena dapat membuat daun layu.
2) Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dilakukan dengan memisahkan bayam yang busuk dan rusak dengan bayam yang baik dan segar. Disamping itu juga penggolongan terhadap bayam yang daunnya besar dan yang daunnya kecil. Setelah itu diikat besar - besar maupun langsung degan ukuran ibu jari
3) Penyimpanan
Penyimpanan untuk menjaga kesegaran bayam dapat diperpanjang dari 12 jam tempat terbuka (suhu kamar) menjadi 12 - 14 hari dengan perlakuan suhu dingin mendekati 0 derajat C, misalnya dengan remukan es.
4) Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan yang digulungkan menyelimuti seluruh bagian bayam, sehingga terhindar dari pengaruh langsung sinar matahari. Pengangkutan ke pasar dengan cara dipikul maupun angkutan lainnya, seperti mobil atau gerobak.
5) Pencucian
Pencucian hasil panen pada air yang mengalir dan bersih, atau air yang disemprotkan melalui selang maupun pancuran.
6) Penanganan Lain
Bayam dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan. Sewaktu memasak bayam ialah tidak boleh terlalu lama. Bayam cukup hanya direbus selama ± 5 menit. Memasak bayam terlalu lama akan menyebabkan daun-daunnya menjadi hancur (lonyoh), rasanya tidak enak, dan kandungan vitamin C nya menghilang (menguap)
Ciri-ciri bayam cabut siap panen adalah umur tanaman antara 25 - 35 hari setelah tanam. Tinggi tanaman antara 15 - 20 cm dan belum berbunga. Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.
Cara Panen
Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan memilih tanaman yang sudah optimal. Tanaman yang masih kecil diberi kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga panen bayam identik dengan penjarangan.
Periode Panen
Panen pertama dilakukan mulai umur 25 - 30 hari setelah tanam, kemudian panen berikutnya adalah 3-5 hari sekali. Tanaman yang sudah berumur 35 hari harus dipanen seluruhnya, karena bila melampaui umur tersebut kualitasnya menurun atau rendah; daun - daunnya menjadi kasar dan tanaman telah berbunga.
Prakiraan Produksi
Produksi bayam per hektar dapat mencapai sekitar 22.630 kg.
Pascapanen
1) Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan setelah panen dengan cara meletakkan di suatu tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena dapat membuat daun layu.
2) Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dilakukan dengan memisahkan bayam yang busuk dan rusak dengan bayam yang baik dan segar. Disamping itu juga penggolongan terhadap bayam yang daunnya besar dan yang daunnya kecil. Setelah itu diikat besar - besar maupun langsung degan ukuran ibu jari
3) Penyimpanan
Penyimpanan untuk menjaga kesegaran bayam dapat diperpanjang dari 12 jam tempat terbuka (suhu kamar) menjadi 12 - 14 hari dengan perlakuan suhu dingin mendekati 0 derajat C, misalnya dengan remukan es.
4) Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan yang digulungkan menyelimuti seluruh bagian bayam, sehingga terhindar dari pengaruh langsung sinar matahari. Pengangkutan ke pasar dengan cara dipikul maupun angkutan lainnya, seperti mobil atau gerobak.
5) Pencucian
Pencucian hasil panen pada air yang mengalir dan bersih, atau air yang disemprotkan melalui selang maupun pancuran.
6) Penanganan Lain
Bayam dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan. Sewaktu memasak bayam ialah tidak boleh terlalu lama. Bayam cukup hanya direbus selama ± 5 menit. Memasak bayam terlalu lama akan menyebabkan daun-daunnya menjadi hancur (lonyoh), rasanya tidak enak, dan kandungan vitamin C nya menghilang (menguap)
2.
Kubis
Kubis (Brassica oleracea L.) merupakan tanaman semusim atau dua musim.
Bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong dan lebar seperti kipas. Sistem
perakaran kubis agak dangkal, akar tunggangnya segera bercabang dan memiliki
banyak akar serabut.
Kubis mengandung protein, Vitamin A, Vitamin C, Vitamin B1, Vitamin B2 dan
Niacin. Kandungan protein pada kubis putih lebih rendah dibandingkan kubis
bunga, namun kandungan Vitamin A-nya lebih tinggi.
Kubis dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi. Pada dataran
rendah kubis merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki potensi untuk
dikembangkan, karena peluang pasar yang terbuka lebar. Pertumbuhan optimum
didapatkan pada tanah yang banyak mengandung humus, gembur, porus, pH tanah
antara 6-7. Kubis dapat ditanam sepanjang tahun dengan pemeliharaan lebih
intensif.
Persemaian
Sebelum dilakukan penanaman di
lahan,biji kubis harus disemaikan terlebih dahulu yaitu dengan cara biji
disemaikan pada tray persemaian dengan media tanam berupa campuran tanah halus
dan pupuk
kandang dengan perbandingan 2 :1.Setelah bibit berumur ± 4 minggu atau
berdun 4-6 helai maka bibit sudah siap transplanting.
Pengolahan Tanah
Tanah diolah dua kali dengan cara dicangkul dengan kedalaman ± 30 cm,
setelah itu dibiarkan selama 1 minggu agar terkena sinar matahari yang cukup.
Kemudian dicangkul kedua kalinya sekaligus diberikan pupuk bokashi kotoran sapi
sebagai pupuk dasar.
Penanaman
Bibit dimasukkan kedalam lubang
tanam hingga leher akar ikut tertanam sedikit kedalam tanah,sehingga pada saat
tanaman sebelum membentuk krop dapat tumbuh tinggi dan tidak mudah rebah.Bibit
ditanam dengan jarak tanam 50 x 50 cm .
Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika terdapat bibit yang mati atau lambat
pertumbuhannya.Penyulaman dihentikan setelah tanaman berumur 15 hari setelah
transplanting.Bibit yang digunakan dapat diperoleh dari bibit cadangan pada
persemaian dengan umur yang sama.
Pemupukan
Dosis pupuk yang digunakan yaitu : 150 kg N/Ha digunakan dari kompos hijau;
50 kg P/Ha setara dengan 5 ton pupuk organik yang berbahan dasar jerami padi
dan gedebog pisang, 100 kg K/Ha setara dengan pupuk organik berbahab dasar
arang sekam 3 ton/ha
Dengan jarak
tanam 50 x50 cm maka kebutuhan pupuk pertanaman yaitu:
N : 8
gr/tanaman , P : 3 gr/tanaman dan K : 5 gr/tanaman
Sedangkan pupuk kandang sebagai pupuk dasar dibutuhkan 15 – 20 ton/Ha
Cara pemupukan yaitu seluruh dosis pupuk kandang diratakan pada lahan tanam pada saat pengolahan tanah
sebagai pupuk dasar kemudian pemupukan susulan berupa pupuk organik cair yang
berbahan dasar limbah buah - buahan. Sedangkan pupuk N diberikan 2 minggu
setelah pemupukan pertama.Cara pemberian pupuk yaitu dengan membuat alur
melingkar mengelilingi tanaman dengan jarak 5 – 7 cm dari tanaman atau di
siramkan.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman dilakukan tiap hari atau sesuai kondisi tanaman.Jika cuaca panas
maka tanaman disiram tiap pagi dan sore hari ,sedangkan jika hujan tanaman
tidak perlu disiram.
Penyiangan dilakukan bersamaan pada saat pemupukan atau tergantung adanya gulma yang tumbuh.Pendangiran dan
pembumbunan dapat dilakukan bersamaan.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman kubis antara lain ulat daun kubis, ulat
krop kubis, bengkak akar, busuk hitam, busuk lunak, bercak daun dan penyakit
embun tepung. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang.
Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain adalah : bila terdapat serangan
bengkak akar pada tanaman muda, tanaman dicabut dan dimusnahkan. Kalau terpaksa
menggunakan pestisida, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti
pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik.( dibuat
sediri). Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik
pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu
aplikasinya.
Panen dan Pasca panen
Kubis dapat dipanen setelah kropnya besar,penuh dan padat,bila dijentik
dengan jari-jari berbunyi nyaring.Daun berwarna hijau mengkilap dan daun paling
luar sudah layu.Pada kubis varietas K-K Cros dapat di panen 3 bulan setelah
tanam atau 4 bulan setelah semai.
Hasil produksi
kubis K-K Cros dapat mencapai 15 – 40 ton/Ha.
3.
Budidaya Kaelan
Kaelan (Brasssica oleracea L. var. alboglabra) termasuk ke dalam famili Brassicaceae dan merupakan salah satu jenis sayuran daun yang dapat tumbuh di dataran tinggi sampai dataran rendah. Karena pemeliharaannya mudah, tanaman kaelan banyak ditanam sebagai tanaman pekarangan.
Persyaratan Tumbuh
Tanaman kaelan cocok tumbuh dan beradaptasi pada hampir semua jenis tanah, baik pada tanah mineral yang bertekstur ringan/sarang sampai pada tanah-tanah bertekstur liat berat dan juga pada tanah organik seperti tanah gambut. Kemasaman tanah (pH) tanah yang optimal untuk pertanaman kaelan adalah 6–6,5. Temperatur optimum untuk pertumbuhan kaelan adalah 15–20 0C.
Budidaya Tanaman
1. Persemaian/ Pembibitan
Sebelum benih disebar, direndam dalam air hangat selama satu malam, atau dalam larutan Previcur N atau Larutan air kencing kelinci yang sudah dipermentasi, dengan konsentrasi 0,1% selama ± 2 jam, kemudian dikering-anginkan. Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang digunakan adalah yang tenggelam, kemudian dipisahkan dan dikering-anginkan. Selanjutnya benih disebar secara merata pada bedengan persemaian yang diberi naungan. Sebelumnya di atas bedengan telah dihamparkan media semai setebal ± 7 cm dan telah disiram. Media semai dibuat dari pupuk kandang dan tanah yang telah dihaluskan dengan perbandingan 1:1. Benih yang telah disebar ditutup kembali dengan media semai, kemudian ditutupi kain goni atau daun pisang selama 2– 3 hari. Setelah berumur 7–8 hari setelah semai, bibit kaelan dipindahkan ke bumbunan yang terbuat dari daun pisang. Bibit siap tanam di kebun setelah berumur ± 12 hari setelah pembumbunan.
2. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan 3–4 minggu sebelum tanam. Pengolahan tanah meliputi pencangkulan (pembajakan) tanah, pembersihan gulma dan sisa-sisa tanaman, perataan permukaan tanah, pembuatan bedengan atau guludan. Ukuran bedengan yang digunakan adalah 0,5 cm x 6 m. Tanah dicangkul sedalam 30 cm, dibersihkan dari gulma dan kemudian diratakan.
3. Pengapuran
Pengapuran sangat dianjurkan pada lahan yang pH-nya rendah, menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha. Pengapuran dilakukan waktu pengolahan tanah yaitu 3–4 minggu sebelum tanam.
4. Pemupukan
Pupuk kandang yang sudah di permentasi, sebanyak 10 ton/ha, ditaburkan secara merata di atas bedengan dan diaduk dengan tanah. Pemupukan tersebut dilakukan ± 3 hari sebelum tanam. Pupuk susulan berupa pupuk organik pupuk N tinggi 130 kg/ha diberikan setelah penyiangan yaitu ± 2 minggu setelah tanam, dengan cara dibenamkan atau dicampur dengan air siraman.
5. Penanaman
Bibit yang telah berumur 12 hari setelah pembumbunan ditanam dalam lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm.
6. Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati paling lambat 1 minggu setelah tanam. Penyiangan gulma dilakukan pada umur ± 2 minggu setelah tanam. Penyiraman tanaman perlu dilakukan apabila kaelan ditanam pada musim kemarau atau di lahan yang sulit mendapatkan air. Penyiraman dilakukan sejak awal penanaman sampai waktu panen.
7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Untuk mencegah serangan hama dan penyakit tanaman, yang perlu diperhatikan adalah sanitasi lahan dan drainase yang baik. Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida organik dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasinya disesuaikan dengan keadaan hama di kebun.
8. Panen dan Pascapanen
Panen dilakukan pada beberapa tahap pertumbuhan, dimulai pada umur 3 minggu setelah tanam sampai tanaman mulai berbunga. Pemanenan dilakukan dengan cara pemotesan (thinning) atau pemotongan berulang (ratooning) tiap 3 mingggu.
Kaelan bisa disimpan segar beberapa hari pada kondisi lembab dan dingin. Pemercikan air berulang bisa dilakukan untuk mempertahankan kesegaran.
Kaelan (Brasssica oleracea L. var. alboglabra) termasuk ke dalam famili Brassicaceae dan merupakan salah satu jenis sayuran daun yang dapat tumbuh di dataran tinggi sampai dataran rendah. Karena pemeliharaannya mudah, tanaman kaelan banyak ditanam sebagai tanaman pekarangan.
Persyaratan Tumbuh
Tanaman kaelan cocok tumbuh dan beradaptasi pada hampir semua jenis tanah, baik pada tanah mineral yang bertekstur ringan/sarang sampai pada tanah-tanah bertekstur liat berat dan juga pada tanah organik seperti tanah gambut. Kemasaman tanah (pH) tanah yang optimal untuk pertanaman kaelan adalah 6–6,5. Temperatur optimum untuk pertumbuhan kaelan adalah 15–20 0C.
Budidaya Tanaman
1. Persemaian/ Pembibitan
Sebelum benih disebar, direndam dalam air hangat selama satu malam, atau dalam larutan Previcur N atau Larutan air kencing kelinci yang sudah dipermentasi, dengan konsentrasi 0,1% selama ± 2 jam, kemudian dikering-anginkan. Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang digunakan adalah yang tenggelam, kemudian dipisahkan dan dikering-anginkan. Selanjutnya benih disebar secara merata pada bedengan persemaian yang diberi naungan. Sebelumnya di atas bedengan telah dihamparkan media semai setebal ± 7 cm dan telah disiram. Media semai dibuat dari pupuk kandang dan tanah yang telah dihaluskan dengan perbandingan 1:1. Benih yang telah disebar ditutup kembali dengan media semai, kemudian ditutupi kain goni atau daun pisang selama 2– 3 hari. Setelah berumur 7–8 hari setelah semai, bibit kaelan dipindahkan ke bumbunan yang terbuat dari daun pisang. Bibit siap tanam di kebun setelah berumur ± 12 hari setelah pembumbunan.
2. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan 3–4 minggu sebelum tanam. Pengolahan tanah meliputi pencangkulan (pembajakan) tanah, pembersihan gulma dan sisa-sisa tanaman, perataan permukaan tanah, pembuatan bedengan atau guludan. Ukuran bedengan yang digunakan adalah 0,5 cm x 6 m. Tanah dicangkul sedalam 30 cm, dibersihkan dari gulma dan kemudian diratakan.
3. Pengapuran
Pengapuran sangat dianjurkan pada lahan yang pH-nya rendah, menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha. Pengapuran dilakukan waktu pengolahan tanah yaitu 3–4 minggu sebelum tanam.
4. Pemupukan
Pupuk kandang yang sudah di permentasi, sebanyak 10 ton/ha, ditaburkan secara merata di atas bedengan dan diaduk dengan tanah. Pemupukan tersebut dilakukan ± 3 hari sebelum tanam. Pupuk susulan berupa pupuk organik pupuk N tinggi 130 kg/ha diberikan setelah penyiangan yaitu ± 2 minggu setelah tanam, dengan cara dibenamkan atau dicampur dengan air siraman.
5. Penanaman
Bibit yang telah berumur 12 hari setelah pembumbunan ditanam dalam lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm.
6. Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati paling lambat 1 minggu setelah tanam. Penyiangan gulma dilakukan pada umur ± 2 minggu setelah tanam. Penyiraman tanaman perlu dilakukan apabila kaelan ditanam pada musim kemarau atau di lahan yang sulit mendapatkan air. Penyiraman dilakukan sejak awal penanaman sampai waktu panen.
7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Untuk mencegah serangan hama dan penyakit tanaman, yang perlu diperhatikan adalah sanitasi lahan dan drainase yang baik. Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida organik dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasinya disesuaikan dengan keadaan hama di kebun.
8. Panen dan Pascapanen
Panen dilakukan pada beberapa tahap pertumbuhan, dimulai pada umur 3 minggu setelah tanam sampai tanaman mulai berbunga. Pemanenan dilakukan dengan cara pemotesan (thinning) atau pemotongan berulang (ratooning) tiap 3 mingggu.
Kaelan bisa disimpan segar beberapa hari pada kondisi lembab dan dingin. Pemercikan air berulang bisa dilakukan untuk mempertahankan kesegaran.
4. BUDIDAYA KANGKUNG
Cara Budidaya Tanaman Kangkung
Cara Budidaya Tanaman Kangkung
Sistem sayuran kangkung jadi penggugah selera masakan
lezat. Bukan sekedar baik untuk jadi oseng-oseng saja, sayuran rebus lezat di
buat dengan sayuran baru - baru ini dalam saus benar-benar pedas. Kangkung
simpel untuk melacak serta juga nilai yg rendah-biaya. Ini budidaya kangkung
tak terlampau susah untuk di kembangkan.
Macam-Macam
Type Tanaman Kangkung
Ada dua langkah yg tidak sama dalam budidaya tanaman
kangkung ini, bergantung dari type tanaman kangkung yg ditanam. Ada dua type
tanaman kangkung yg di kenal menurut perbedaan habitatnya, yakni :
Kangkung darat (Ipomea reptans).
Kangkung darat ini cuma dapat tumbuh di tempat kering.
Ciri-cirinya yaitu batangnya lebih kecil serta berwarna putih kehijauan, daunnya
lebih tidak tebal serta lebih lunak, apabila dimasak lebih cepat layu/masak,
serta mempunyai bunga yg berwarna putih bersih.
Kangkung air (Ipomea aquatica).
Kangkung air ini bisa tumbuh di daerah basah seperti
parit, kolam atau genangan sawah. Ciri-cirinya yaitu batangnya semakin besar,
berwarna hijau lebih gelap, daunnya lebih lebar serta sedikit keras, lebih lama
layu bila dimasak serta mempunyai bunga yg berwarna putih kemerahan.
Budidaya Kangkung Darat Dengan cara Organik
Kangkung (Ipomoea sp.) bisa ditanam di dataran rendah
serta dataran tinggi.. Kangkung adalah type tanaman sayuran daun, terhitung
kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau
keputih-putihan adalah sumber vit. pro vit. A. Menurut area tumbuh, kangkung dibedakan
jadi dua jenis yakni : 1) Kangkung darat, hidup ditempat yg kering atau
tegalan, serta 2) Kangkung air, hidup di tempat yg berair serta basah
Tehnologi
Budidaya
Pembibitan
tanaman kangkung darat bisa dikerjakan dengan cara generatif yakni dari biji
maupun dengan cara vegetatif dengan stek pucuk batang. Kangkung darat bisa
diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar dibutuhkan benihsekitar 10
kg. Varietas yg disarankan yaitu varietas Sutra atau varietas lokal yg sudah menyesuaikan.
Persiapan
Tempat
Tempat
terlebih dulu dicangkul sedalam 20-30 cm agar gembur, kemudian di buat bedengan
membujur dari Barat ke Timur supaya memperoleh sinar penuh. Lebar bedengan
baiknya yaitu 100 cm, tinggi 30 cm serta panjang sama keadaan tempat. Jarak
antar bedengan + 30 cm. Tempat yg asam (pH rendah) kerjakan pengapuran dengan
kapur kalsit atau dolomit.
Pemupukan
Bedengan
diratakan, 3 hari sebelum saat tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam)
dengan dosis 20. 000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran
ayam yg sudah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Untuk starter ditambahkan
pupuk anorganik 150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada usia 10 hari sesudah tanam.
Supaya pemberian pupuk lebih rata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik lalu
diberikan dengan cara larikan disamping barisan tanaman, bila butuh imbuhkan
pupuk cair 3 liter/ha (0, 3 ml/m2) pada usia 1 serta 2 minggu sesudah tanam.
Penanaman
Biji
kangkung darat ditanam di bedengan yg sudah disiapkan. Buat lubang tanam dengan
jarak 20 x 20 cm, setiap lubang tanamkan 2 - 5 biji kangkung. Sistem penanaman
dikerjakan dengan cara zigzag atau system garitan (baris).
Pemeliharaan
Yg
butuh di perhatikan yaitu tersedianya air, apabila tak turun hujan mesti
dikerjakan penyiraman.
Hal-hal lain yaitu pengendalian gulma saat tanaman tetap muda serta melindungi
tanaman dari serangan hama serta penyakit.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama
yg menyerang tanaman kangkung diantaranya ulat grayak (Spodoptera litura F),
kutu daun (Myzus persicae Sulz) serta Aphis gossypii. Sedang penyakit
diantaranya penyakit karat putih yg dikarenakan oleh Albugo ipomoea reptans.
Untuk pengendalian, pakai type pestisida yg aman gampang terurai seperti
pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. (dibikin sendiri) Pemakaian
pestisida itu mesti dikerjakan dengan benar baik penentuan type, dosis, volume
semprot, langkah penerapan, interval serta saat aplikasinya.
Panen
Panen
dikerjakan sesudah berusia + 30 hari sesudah tanam, lewat cara mencabut tanaman
hingga akarnya atau memotong di bagian pangkal tanaman lebih kurang 2 cm diatas
permukaan tanah.
Pasca Panen
Pasca
panen terlebih diarahkan untuk melindungi kesegaran kangkung, yakni lewat cara
meletakkan kangkung yg baru dipanen ditempat yg teduh atau merendamkan sisi
akar dalam air serta pengiriman product secepat-cepatnya.
Selada (Lactuca
sativa L.) merupakan sayuran daun yang berumur semusim dan termasuk
dalam famili Compositae. Menurut jenisnya ada yang dapat membentuk krop dan ada
pula yang tidak. Jenis yang tidak membentuk krop daun-daunnya berbenfuk "rosette". Warna daun
selada hijau terang sampai putih kekuningan. Selada jarang dibuat sayur,
biasanya hanya di makan mentah sebagai pelengkap
Burger.
Persyaratan Tumbuh
Selada tumbuh baik di dataran tinggi (pegunungan). Di
dataran rendah kropnya kecil-kecil dan cepat berbunga. Pertumbuhan optimal pada
tanah yang subur banyak mengandung humus, mengandung pasir atau lumpur. Suhu
yang optimal untuk tumbuhnya antara 15-20 0C, pH tanah antara 5-6,5.
Waktu tanam terbaik adalah pada akhir musim hujan. Walaupun demikian dapat pula
ditanam pada musim kemarau dengan pengairan atau penyiraman yang cukup.
Budidaya Tanaman
Ada beberapa jenis selada yang
banyak dibudidayakan antara lain adalah :
1.
Selada mentega atau juga
disebut selada bokor/selada daun. Bentuk kropnya bulat, akan tetapi
lepas/keropos.
2.
Selada (heading lettuce) atau
selada krop. Bentuk krop ada yang bulat ada pula yang lonjong/bulat panjang.
Kropnva padat/kompak.
Persemaian
Biji disebar melalui persemaian.
Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat (500C) atau
dalam larutan Previcur N (1 ml/l) selama satu jam. Benih disebar merata pada
bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah + pupuk kandang/kompos
(1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian
diberi naungan/atap screen/kasa/plastik transparan. Persemaian ditutup dengan
screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit
dipindahkan ke dalam bumbunan yang terbuat daun pisang/pot plastik dengan media
yang sama (tanah + pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan setiap hari.
Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 3-4 minggu atau sudah memiliki
empat sampai lima daun.
PengolahanTanah
Tanah dicangkul sedalam 20-30 cm. Kemudian diberi pupuk
kandang Domba
atau sapi + 10 ton/ha, diaduk dan diratakan. Kemudian tanah dibuat bedengan
lebar 100-120 cm. Apabila benih akan di tanam langsung, maka dibuat
alur/garitan dengan cangkul yang dimiringkan. Jarak antara garitan + 25
cm. Tetapi apabila benih disemaikan terlebih dahulu maka dibuat lubang tanam
dengan jarak 25 cm x 25 cm atau 20 cm x 30 cm.
Penanaman
Penanaman secara langsung dilakukan dengan cara benih
ditabur dalam garitan yang telah ditentukan. Jika melalui persemaian, bibit
ditanam dengan jarak tanam seperti tersebut di atas, sehingga dalam satu
bedengan dapat memuat 4 baris tanaman.
Pemupukan
Selain pupuk kandang, diperlukan pupuk Organik Cair. Pada umur 2 minggu setelah
tanam, pupuk N disiramkan
di dalam garitan sejauh + 5 cm dari tanaman. Kemudian pupuk ditutup
dengan tanah. Pupuk tersebut dapat diberikan dua kali dengan selang 2 minggu.
Pemeliharaan
Penjarangan dilakukan jika penanaman dilakukan secara
langsung. Penyiraman dilakukan tiap hari sampai selada tumbuh normal (lilir),
kemudian diulang sesuai kebutuhan. Bila ada tanaman yang mati, segera disulam
dan penyulaman dihentikan setelah tanaman berumur 10-15 hari setelah tanam.
Penyiangan dan pendangiran dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan pertama
dan kedua.
Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman selada antara lain
kutu daun (Myzus persicae)
dan penyakit busuk akar karena Rhizoctonisap . Pengendalian OPT dilakukan
tergantung pada OPT yang menyerang. Apabila diperlukan pestisida, gunakan
pestisida yang aman sesuai kebutuhan dengan memperhatikan ketepatan pemilihan jenis, dosis, volume semprot
waktu, interval aplikasi dan cara aplikasi.
Panen dan Pascapanen
Tanaman
selada dapat dipanen setelah berumur + 2 bulan. Panen dapat dilakukan
dengan cara mencabut batang tanaman dengan akar-akarnya atau memotong
pangkal batang. Tanaman yang baik dapat menghasilkan + 15 ton /ha.
Selada cepat layu, sehingga untuk menjaga kualitasnya, harus ditempatkan di
wadah berisi air
6.
BUDIDAYA
CAISIN
Caisin
atau sawi merupakan salah satu jenis sayuran daun yang disukai oleh konsumen
Indonesia karena memiliki kandungan pro vitamin A dan asam askorbat yang
tinggi. Caisin (Brassica sinensis L.) termasuk ke dalam famili Brassicaceae.
Tanaman ini termasuk jenis sayuran daun yang dapat tumbuh di dataran rendah
maupun di dataran tinggi. Tanaman caisin/sawi terdiri dari dua jenis yaitu sawi
putih dan sawi hijau. Karena pemeliharaannya mudah, tanaman caisin atau sawi
banyak ditanam di pekarangan.
Persyaratan Tumbuh
Pada
dasarnya tanaman caisin dapat tumbuh dan beradaptasi pada hampir semua jenis
tanah, baik pada tanah mineral yang bertekstur ringan/sarang sampai pada
tanah-tanah bertekstur liat berat dan juga pada tanah organik seperti tanah
gambut. Kemasaman (pH) tanah yang optimal bagi pertanaman caisin adalah antara
6-6,5. Sedangkan temperatur yang optimum bagi pertumbuhan caisin adalah
15-20oC.
Budidaya Tanaman
1. Varietas yang
dianjurkan
Beberapa
varietas atau kultivar caisin atau sawi yang dianjurkan ditanam di dataran
rendah atau tinggi adalah LV.145 dan Tosakan, dan kebutuhan benih per hektar
sebesar 450-600 g.
Persemaian
/ pembibitan
Sebelum
benih disebar, direndam dengan larutan hangat Previcur N dengan konsentrasi
0,1% selama ± 2 jam. Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan
dibuang. Benih yang tenggelam yang digunakan, dipisahkan dan dikering anginkan.
Kemudian benih disebar secara merata pada bedengan persemaian, dengan media
semai setebal ± 7 cm dan disiram. Bedengan persemaian tersebut sebaiknya diberi
naungan. Media semai dibuat dari pupuk kandang dan tanah yang telah dihaluskan
dengan perbandingan 1:1. Benih yang telah disebar ditutup dengan media semai,
kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2-3 hari. Bibit
caisin berumur 7-8 hari setelah semai dipindahkan ke dalam bumbunan dan bibit
siap ditanam di kebun pada saat berumur 2-3 minggu setelah semai. Cara lain
dapat dilakukan dengan cara menyebarkan benih di larikan tanam di atas
bedengan. Apabila tanaman terlalu rapat maka dilakukan penjarangan.
Persiapan
lahan
Pengolahan
tanah dilakukan 3-4 minggu sebelum tanam. Tanah dicangkul sedalam 30 cm,
dibersihkan dari gulma dan tanahnya diratakan. Bila pH rendah, digunakan kapur
Dolomit sebanyak 1-1,5 ton/ha dan diaplikasikan 3 minggu sebelum tanam dengan
cara disebar di permukaan tanah dan diaduk rata. Bedengan yang digunakan
sebaiknya berukuran lebar 100-120 cm dan tinggi 30 cm. Jarak baris dalam
bedengan 15 cm dan jarak tanam dalam bedengan 10-15 cm.
Pemupukan
Pupuk
dasar berupa pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha diberikan merata di atas bedengan
dan diaduk merata dengan tanah. Hal tersebut dilakukan ± 3 hari sebelum tanam.
Sedangkan pemupukan susulan menggunakan pupuk Urea 130 kg/ha yang diberikan
setelah penyiangan atau ± 2 minggu setelah tanam.
Penanaman
Bibit
yang telah berumur 12 hari setelah semai diangkut ke lapangan. Selanjutnya
bibit ditanam dalam lubang tanam yang telah disediakan.
Pemeliharaan
Penyiangan
gulma dilakukan pada umur ± 2 minggu setelah tanam. Kemudian dilakukan
penyiangan dan pendangiran susulan setiap dua minggu sekali, terutama pada
musim hujan. Apabila penanaman dilakukan dengan cara menyebarkan benih langsung
di lapangan, dilakukan penjarangan tanaman 10 hari setelah tanam atau bersamaan
dengan waktu penyiangan gulma. Penyiraman tanaman perlu dilakukan apabila
ditanam pada musim kemarau atau di lahan yang sulit air. Penyiraman dilakukan
sejak awal penanaman sampai waktu panen.
Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Untuk
mencegah timbulnya hama dan penyakit, perlu diperhatikan sanitasi lahan,
drainase yang baik dan apabila diperlukan tanaman dapat disemprot dengan
menggunakan pestisida. OPT utama yang menyerang tanaman caisin adalah ulat daun
kubis (Plutella xylostella). Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara
pemanfaatan Diadegma semiclausum sebagai parasitoid hama Plutella xylostella,
penggunaan pestisida nabati, biopestisida, dan juga pestisida kimia.
Pengendalian dengan pestisida harus dilakukan dengan benar baik pemilihan
jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasinya.
Panen
dan Pascapanen
Panen
dapat dilakukan setelah tanaman berumur 45–50 hari dengan cara mencabut atau
memotong pangkal batangnya. Produksi optimal tiap hektar dapat mencapai 1–2
ton. Pemanenan yang terlambat dilakukan menyebabkan tanaman cepat berbunga.
Tanaman yang baru dipanen ditempatkan di tempat yang teduh, dan dijaga agar
tidak cepat layu dengan cara dipercikan air. Kemudian dilakukan sortasi untuk
memisahkan bagian yang tua, busuk atau sakit. Penyimpanan bisa mengggunakan
wadah berupa keranjang bambu, wadah plastik atau karton yang berlubang-lubang
untuk menjaga sirkulasi udara.
7. BUDIDAYA HORENZO (Bayam
Jepang)
Horenzo (Spinacia
Oleracea) atau Bayam Jepang termasuk sayuran dataran tinggi dengan umur
panen singkat, hanya 35-50 hari setelah tanam. Budidayanya cukup menguntungkan
bagi petani sayuran. Dan jika diusahakan intensif, dalam areal seluas 400 m2
dapat dipanen sebanyak 1 kwintal.
Memang
Horenzo masih merupakan sayuran elit bagi masyarakat kita. Betapa tidak,
tanaman sejenis bayam yang berasal dari Asia tropis dan memiliki daun melebar
di bagian bawah dan menyempit di ujungnnya ini sekarang menjadi sayuran
kegemaran orang Eropa dan Jepang. Daun yang permukaannya halus dengan warna
hijau cerah sampai hijau gelap ini memang lezat jika direbus, dikukus, atau
ditumis.
Bayam
Jepang tergolong sayuran dataran tinggi yang
tumbuh baik pada daerah berketinggian di atas 500 m dpl. Di Indoneia tanaman
ini mulai banyak di budidaya petani sayuran di daerah Cipanas dan Lembang untuk
memenuhi kebutuhan pasar swalayan dan restoran Eropa dan Jepang di Jakarta.
Benih sayuran ini biasanya diimpor dari produsen benih di Jepang atau Korea.
Berikut cara budidaya bayam jepang yang dapat dilakukan.
Ada 2 Cara Budidaya Bayam Jepang
Pada
dasarnya budidaya bayam jepang tidak berbeda dengan sayuran
lainnya. Dia dapat disemai terlebih dahulu, namun dapat juga langung ditanam di
lahan. Jika disemai terlebih dahulu, kondisi tanaman di lahan dapat lebih
seragam, sekalipun ada penyulaman. Namun cara ini memerlukan lebih banyak
tenaga. Sebaliknya jika benih langsung ditanam di lahan, tenaga kerjanya dapat
ditekan. Risikonya, keseragaman tanaman di lahan tidak dapat dijamin.
Sebelum
ditanam, benih direndam dulu dalam air yang telah diberi zat perangsang tumbuh (Air kencing kelinci yang sudah di permentasi)
selama satu malam. Esoknya benih diangkat dan ditiriskan, lalu
dikering-anginkan.
Perlu Bedengan
Jika
hendak disemai dulu, wadah semai harus disiapkan sebelumnya. Biasanya digunakan
tray yang berisi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1 : 1 : 1. Benih baym jepang disebar dengan jarak antar baris 3 cm
lalu disiram. Biasanya setelah satu minggu benih akan berkecambah. Kecambah
tetap disiram sampai cukup kuat untuk dipindah ke lahan pada 1 - 2 minggu
kemudian.
Lahan
untuk penanaman sebelumnya harus digemburkan sambil dibersihkan dari rumput
liar, batu, dan benda asing yang mengganggu. Setelah itu dibentuk
bedengan-bedengan selebar 1 - 1,2 m dengan jarak antar-bedengan 30 cm. Tebal
bedengan tergantung kondisi cuaca, 25 - 30 cm jika musim kemarau dan 40 - 50 cm
jika musim hujan.
Bedengan
yang terbentuk kemudian ditaburi campuran pupuk TSP dan NPK dengan perbandingan
3 : 1 sebanyak 50-100 gram/m2 dan pupuk kandang 1-2 kg/m2 sebagai pupuk
dasar. Bedengan ini kemudian didiamkan selama 1-2 minggu sebelum ditanami.
Setelah bedengan siap ditanami, bibit dari pesemaian dipindahkan ke bedengan
dan langung disiram untuk menekan stagnasi. Penyulaman dapat dilakukan jika ada
tanaman yang mati.
Jika
tidak ingin disemai terlebih dahulu, bedengan tidak perlu ditambahkan pupuk
dasar. Diatas bedengan tersebut langsung ditaburkan benih dengan jarak tanam
sekitar 20-25 cm. Di atasnya ditaburi campuran pupuk P dan K dengan perbandingan 3 :
1, lalu ditaburi lagi dengan pupuk kandang sebelum ditutup tanah setebal 1-2
cm. Pupuk buatan yang diperlukan sebanyak 50 gram/m2, sedangkan pupuk
kandang 1-2 kg/m2. Benih bayam jepang dibedengan perlu disiram secara
rutin, terutama pada musim kemarau. Biasanya setelah 1 minggu benih akan
berkecambah.
Perawatan Tanaman
Agar
dapat tumbuh subur, bayam jepang perlu dirawat dengan baik. Karena itu pada
umur 2 minggu tanaman perlu disiangi dan dipupuk dengan N, P, dan K dengan
perbandingan 4 : 1 : 1 Selang 2 minggu kemudian tanaman dipupuk lagi dengan
pupuk yang sama.
Untuk
mengendalikan hama dan penyakit, sejak umur 1 minggu tanaman perlu disemprot pestisida Nabati (buatan sendiri).
Dosisnya, 2 sendok makan atau
3-4 cc dilarutkan dalam 10 liter air, lalu disemprotkan ke lahan seluas 400
m2. Penyemprotan dapat dilakukan setiap 1-2 minggu tergantung kondisi
bayam jepang tersebut, dan dihentikan pada sekitar 10 hari sebelum panen. Untuk
menjamin kesuburan daun, setiap 2 minggu disemprotkan pupuk daun bersamaan
dengan saat penyemprotan pestisida.
Saat Panen Bayam Jepang
Setelah 35 – 50 hari setelah tanam Bayam Jepang bisa di
panen, pada umur tersebut bayam jepang sudah besar secara maksimal , namun
belum cukup umur, Pemanenan dilakukan dengan cara di cabut dengan akarnya lalu
di bersihkan dari tanah yang menempel.
Dari Pengalaman Produksi dari lahan 400 meter persegi
dapat menghasilkan Horenzo ( bayam Jepang ) sekitar 100 kg.
Hasil panen langsung di sortir dan di ikat dengan berat
bersih sesuai permintaan atau pesanan. Di pasarkan ke swalayan – swalayan.
8. BUDIDAYA SAWI
Pesemaian
´ Meyiapkan bedengan
ukuran 1 m2 diberi pupuk kandang 10 kg,
Urea 20 gram, SP-36 10 gram dan KCl 7,5 gram.
´ Benih ditabur merata pada permukaan media sebanyak
0,075 gram/m2. Setelah benih ditebar, media ditutup tanah kembali.
´ Penyiraman dillakukan setiap hari dengan menggunakan
gembor.
´ Sawi dapat dipindahkan ke lahan setelah berumur 3
minggu. Jarak tanam 20 cm x 20 cm.
Persiapan
Lahan
´ Seminggu sebelum bibit dipindah ke lahan, terlebih
dahulu lahan digemburkan, Buat bedengan lebar 100 cm
´ Kemudian diberikan pupuk kandang 2 kg/m2, Urea 10
g/m2, dan SP-36- 7,5 g/m2.
Pemeliharaan
q Pemeliharaan: penyiraman, penjarangan penyulaman
pembersihan gulma,
q Penyiraman dilakukan setiap hari
q Pengendalian OPT yang sering menyerang adalah ulat
daun dan karat daun.
Panen
§ Panen sawi setelah berumur 40 hari.
§ Caranya dengan mencabut tanaman hingga akarnya.
§ Panen dapat dilakukan setiap seminggu sekali, dengan
mengatur waktu tanam satu bedengan dengan bedengan lainnya
2.6.
SAYURAN
BUAH
1.
BUDIDAYA TOMAT
Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.)
termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang
sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di
dataran rendah sampai dataran tinggi, pada lahan bekas sawah dan lahan kering.
Persyaratan Tumbuh
Tomat dapat ditanam di dataran tinggi maupun
dataran rendah. Tanaman dapat tumbuh baik pada tanah yang gembur, sarang,
subur, banyak mengandung humus dan pH tanah berkisar antara 5-6. Temperatur
optimum untuk pertumbuhan tomat antara 21-240C. Waktu tanam diperhitungkan
berdasarkan kemungkinan bahwa waktu berbunga dan berbuah jatuh dimusim kemarau
tetapi masih ada sedikit hujan.
Varietas
Varietas vang dianjurkan adalah Opal, Mirah, Jamrud, Permata, Martha, Idola
dan sebagainya. Kebutuhan benih adalah sebanyak 100-150 g/hektar.
Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat (50oC)
atau larutan Previcur N (1 ml/l) selama satu jam. Benih disebar merata pada
bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah + pupuk kandang/kompos
(1:1), lalu ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian
diberi atap dari screen/kasa/plastik transparan. Persemaian ditutup dengan
screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit
dipindahkan kedalam bumbunan daun pisang/pot plastik dengan media yang sama
(tanah + pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap
ditanam di lapangan setelah berumur 3 minggu.
Pengolahan Lahan
Dipilih lahan yang bukan bekas tanaman terung-terungan (Solanaceae).
Sisa-sisa tanaman sebelumnya dikumpulkan lalu dikubur. Jika pH tanah kurang
dari 5,5, digunakan kapur pertanian atau Dolomit (1,5 ton/ha) dan diaplikasikan
3-4 minggu sebelum tanam. Kapur disebar rata, lalu dicangkul dan diaduk sedalam
lapisan olah dengan merata sehingga pH tanah mencapai + 6. Kemudian
dibuat guludan dengan lebar 60 cm atau bedengan dengan lebar 120 cm sampai 160
cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan panjang lahan. Tinggi
guludan/bedengan 40-50 cm pada musim penghujan dan 0-20 cm pada musim kemarau.
Lubang tanam dibuat dengan jarak antar barisan 60-80 cm dan jarak dalam barisan
40-50 cm, sehingga diperoleh jarak tanam 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm.
Jumlah tanaman per hektar berkisar antara 25.000-40.000 tanaman.
Penanaman
Penanaman bibit tomat dilakukan 3-4 minggu setelah dilakukan pengapuran.
Bibit tomat berumur 3-4 minggu dari persemaian ditanam dalam lubang tanam yang
sudah disediakan.
Pemupukan
Pupuk kandang yang digunakan berupa pupuk kandang sapi atau kuda sebanvak
30 ton/ha atau kira-kira 7 kg/ lubang tanaman. Pupuk kandang, setengah dosis
diberikan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dengan cara ditugal
10 cm dikiri dan kanan tanaman tomat.
Pemeliharaan
Tanaman tomat memerlukan perhatian khusus dalam pemeliharaannya.
Pemeliharaan yang perlu dilakukan antara lain: penyiraman, penyulaman,
pengendalian gulma, perompesan tunas-tunas liar dan pemberian ajir atau turus
serta pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai
tanaman tomat tumbuh normal, kemudian diulang sesuai kebutuhan. Penyulaman
dilakukan terhadap tanaman yang sakit atau mati sampai tanaman berumur 2
minggu. Pengendalian gulma dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah dan
pemberian pupuk susulan. Perompesan tunas liar dilakukan pada tunas-funas air,
yaitu tunas-tunas tidak produktif atau tidak menghasilkan bunga dan buah.
Kegiatan ini dilakukan beberapa kali, sehingga dalarn satu pohon hanya
tertinggal satu sampai tiga cabang utama saja. Tanaman perlu diberi ajir untuk
menopang tanaman agar tidak roboh. Ajir dapat dibuat dari bambu dengan panjang
1-1,5 m. Tanaman tomat diikatkan pada ajir tersebut secara longgar, sehingga
tanaman tersebut cukup leluasa berkembang.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman tomat antara lain kutu kebul, pengorok
daun ulat grayak, ulat buah tomaf, penyakit busuk daur, penyakit layu, virus
kuning, dsb. Ulat tanah dikumpulkan dan dikendalikan secara fisik. Apabila
serangan ulat tanah tinggi, dilakukan penyemprotan dengan insektisida.
Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Beberapa cara
yang dapat dilakukan antara lain adalah:
1). Untuk menghindari serangan hama H. armigera, di sekeliling
tanaman tomat ditanami dua baris tanaman tagetes (Tagetes erecta) atau
jagung sebagai tanaman perangkap.
2). Penggunaan border 4 - 6 baris jagung dan penggunaan musuh alami
(predator Menochilus sexmaculafus) untuk mengendalikan Bemisia tabaci.
3). Penggunaan perangkap kuning, untuk mengendalikan hama.
4). Apabila diperlukan pestisida, gunakan pestisida yang aman sesuai
kebutuhan dengan memperhatikan ketepatan pemilihan jenis, dosis, volume semprot
waktu, interval aplikasi dan cara aplikasi.
Panen dan Pascapanen
Panen pertama buah tomat dilakukan pada umur 2-3 bulan setelah tanam
(tergantung varietas dan kondisi tanaman). Panen dapat dilakukan antara 10-15
kali pemetikan buah dengan selang 2-3 hari sekali. Buah yang siap dipanen adalah
yang sudah matang 30%. Total buah tomat vang dapat dipanen dari satu tanaman
yang baik dapat mencapai 1-2 kg. Untuk pengangkutan ke tempat yang agak jauh,
buah tomat dapat dikemas dalam peti-peti kayu, tiap-tiap peti berisi kurang
lebih 30 kg buah tomat.
2.
CABE MERAH
Kebutuhan benih cabai merah = 25-35 g/1000 m2, cabai rawit = 10-12,5
g/1000 m2
Penyemaian dilakukan sesuai
dengan petunjuk penyemaian
Pembukaan Lahan
Lahan yang akan ditanami dicangkul / dibajak sedalam 30 - 40 cm, bongkah tanah dipecah gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan. Lahan kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah matang benar.
Pembentukan Bedengan
Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat bedengan dengan lebar sekitar 120 cm atau 160 cm, tergantung jumlah populasi tanaman yang akan ditanam nanti. Dibuat parit antar bedengan selebar 20 - 30 cm, kedalaman 30 cm untuk drainase. Pada bedengan dibuat lubang - lubang tanam, jarak antar barisan 60-80 cm, jarak antar lubang (dalam barisan) 40-50 cm.
Pengapuran
Apabila pH tanah terlalu rendah maka diperlukan pengapuran untuk menaikkannya. Pengapuran dapat menggunakan kapur pertanian atau Calcit maupun Dolomit. Pada tipe tanah pasir sampai pasir berlempung yang pH-nya 5,5 diperlukan ± 988 kg kapur pertanian / ha untuk menaikkan pH menjadi 6,5. Kisaran kebutuhan kapur pertanian pada tanah lempung berpasir hingga liat berlempung ialah antara 1.730 - 4.493 kg / hektar. Sebaliknya, untuk menurunkan pH tanah, dapat digunakan tepung Belerang (S) atau Gipsum, biasa sekitar 6 ton / hektar. Cara pemberiannya, bahan - bahan tersebut disebar merata dan dicampur dengan tanah minimal sebulan sebelum tanam.
Pemupukan
Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang telah masak. Waktu pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara pemupukan adalah dengan disebarkan merata diatas bedengan kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas. Untuk pemupukan yang diberikan per lubanng tanam, cara pemberiannya dilakukan dengan memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam. Dosis pemberian pupuk dasar disesuaikan dengan jenis tanaman dan keadaan lahan. Akan tetapi dosis untuk pupuk kandang sekitar 10 ton per hektar. Pemupukan per lubang tanam biasanya diperlukan sekitar 1 - 2 kg per lubang tanam.
Pemberian
Mulsa
Untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas baik maka di dalam penanaman perlu dipasang palstik perak-hitam sebagai mulsa. Dengan penggunaan plastik ini dapat mengurangi serangan hama dan penyakit termasuk gangguan gulma dan lainnya.
Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam untuk tanaman Cabe adalah antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm. Jarak tanam tersebut dapat divariasikan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan jenis bayam sehingga populasi tanaman per hektar berkisar antara 30.000 - 60.000 tanaman. Pola tanam monokultur. Dalam satu hamparan lahan biasanya ditanam berbagai jenis tanaman dengan pola mosaik (perca), yaitu berbagai tanaman ditanam monokultur pada petak - petak tersendiri. Tanaman lainnya tadi antara lain seperti kakngkung (darat), selada, lobak, paria, kemangi dan sayuran lalapan lainnya.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dapat dibuat dengan menggunakan alat kayu dengan cara di pukul-pukul sehingga membentuk lubang. Jarak antara barisan adalah 60 - 80 cm dan jarak antar lubang (antar barisan) 40 - 50 cm.
c. Cara Penanaman
Penanaman dapat langsung di lapangan tanpa penyemaian atau dengan penyemaian terlebih dahulu. Apabila tanpa penyemaian maka biji bayam dicampur abu disebarkan langsung di atas bedengan menurut barisan pada jarak antar barisan 20 cm dan arahnya membujur dari Barat ke Timur. Setelah disebarkan benih segera ditutup dengan tanah halus dan disiram hingga cukup basah. Waktu penanaman paling baik adalah pada awal musim hujan. Dengan penyemaian maka tanaman dapat tumbuh dengan lebih baik karena benih diperoleh dengan cara seleksi untuk ditanam.
Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman
Apabila sewaktu menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata maka akan terjadi pertumbuhan yang mengelompok (rapat) sehingga pertumbuhannya terhambat karena saling bersaing satu sama lain. Oleh karena itu perlu dilakukan penjarangan sekaligus sebagai panen pertama. Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka setelah penanaman di lapangan ada yang mati / terserang penyakit, maka perlu dilakukan penyulaman dengan mengganti tanaman dengan yang baru. Caranya dengan mencabut dan apabila terserang penyakit segera dimusnahkan agar tidak menular ke tanaman lainnya. Penyulaman dapat dilakukan seminggu setelah tanam.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila muncul gulma tanaman Gelang (Portulaca oleracea) dan rumput liar lainnya. Kehadiran gulma gelang dapat menurunkan produksi bayam antara 30 - 65%. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah. Alat yang digunakan dalam penyiangan dapat berupa cangkul kecil atau sabit. Caranya dengan dicangkul untuk mencabut gulma atau langsung dicabut dengan tangan. Disamping itu pencangkulan dilakukan untuk menggemburkan tanah.
c. Pembubunan
Proses pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
d. Perempalan
Apabila perawakan tanaman terlalu subur, mungkin perlu dilakukan perempalan tunas - tunas liar dan pemasangan ajir / turus untuk memperkuat tegaknya tanaman agar tidak rebah.
e. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik, untuk tiap lubang calon tanaman sekitar 0,4 - 0,8 kg. Dengan demikian kuantum pupuk organik akan berkisar 15 - 30 ton (http://Cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-Cabe.html)
Karena bercocok tanam secara organik tidak menggunakan pupuk sintetis, sebagai gantinya mereka mengandalkan metode alami, seperti kompos dan mengganti tanaman jenis panen, seperti tanaman polong. Sayangnya, kompos tidak dapat mencukupi pengembalian nitrogen ke dalam tanah guna menumbuhkan sejumlah besar tanaman yang diperlukan untuk memberi makan pada ternak dunia.
Mengganti tanaman dengan jenis panen sebetulnya adalah sangat menjanjikan, namun banyak petani tidak mampu menanam tanaman yang mereka sendiri tidak mampu menjualnya. Meskipun beberapa jenis tanaman polong dapat dikonsumsi, namun jenis paling baik dalam memproduksi nitrogen justru dari jenis yang tidak bisa dimakan (http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/1913-beralih-ke-organik-sebanding-harganya)
f. Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan intensif 1 - 2 kali sehari, terutama di musim kemarau. Waktu yang paling baik untuk menyiram tanaman bayam adalah pagi atau sore hari, dengan menggunakan alat bantu gembor (emrat) agar air siramannya merata (http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-bayam.html).
g. Waktu Penyemprotan Pestisida
Jenis pestisida yang digunakan pada budidaya tanaman Cabe secara organik adalah daun Mindi yang mengandung margosin, glikosdida flafonoid untuk mengendalikan ulat grayak dan kutu daun, Surian yang daun dan kulit batangnya berfungsi untuk mengendalikan hama ulat, tungau dan lain-lain. Sedangkan untuk mengendalikan penyakit bisa digunkan bunga Camomil (Chamaemelum spp). Pengaplikasian dengan menggunakan 60 cc untuk 1 lt air, disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya 1 minggu 1 kali (google search: pembuatan pestisida alami, Blog Lesman).
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat penyemprot berupa tangki sprayer. Cara penyemprotan yaitu jangan dilakukan ketika angin bertiup kencang dan jangan menentang arah datangnya angin. Jangan melakukan penyemprotan pada saat akan hujan dan sebaiknya dicampurkan bahan perekat. Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari benar atau sore hari ketika udara masih tenang. Hal tersebut untuk menghindari matinya lebah atau serangga lainnya yang menguntungkan.
Untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas baik maka di dalam penanaman perlu dipasang palstik perak-hitam sebagai mulsa. Dengan penggunaan plastik ini dapat mengurangi serangan hama dan penyakit termasuk gangguan gulma dan lainnya.
Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam untuk tanaman Cabe adalah antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm. Jarak tanam tersebut dapat divariasikan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan jenis bayam sehingga populasi tanaman per hektar berkisar antara 30.000 - 60.000 tanaman. Pola tanam monokultur. Dalam satu hamparan lahan biasanya ditanam berbagai jenis tanaman dengan pola mosaik (perca), yaitu berbagai tanaman ditanam monokultur pada petak - petak tersendiri. Tanaman lainnya tadi antara lain seperti kakngkung (darat), selada, lobak, paria, kemangi dan sayuran lalapan lainnya.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dapat dibuat dengan menggunakan alat kayu dengan cara di pukul-pukul sehingga membentuk lubang. Jarak antara barisan adalah 60 - 80 cm dan jarak antar lubang (antar barisan) 40 - 50 cm.
c. Cara Penanaman
Penanaman dapat langsung di lapangan tanpa penyemaian atau dengan penyemaian terlebih dahulu. Apabila tanpa penyemaian maka biji bayam dicampur abu disebarkan langsung di atas bedengan menurut barisan pada jarak antar barisan 20 cm dan arahnya membujur dari Barat ke Timur. Setelah disebarkan benih segera ditutup dengan tanah halus dan disiram hingga cukup basah. Waktu penanaman paling baik adalah pada awal musim hujan. Dengan penyemaian maka tanaman dapat tumbuh dengan lebih baik karena benih diperoleh dengan cara seleksi untuk ditanam.
Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman
Apabila sewaktu menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata maka akan terjadi pertumbuhan yang mengelompok (rapat) sehingga pertumbuhannya terhambat karena saling bersaing satu sama lain. Oleh karena itu perlu dilakukan penjarangan sekaligus sebagai panen pertama. Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka setelah penanaman di lapangan ada yang mati / terserang penyakit, maka perlu dilakukan penyulaman dengan mengganti tanaman dengan yang baru. Caranya dengan mencabut dan apabila terserang penyakit segera dimusnahkan agar tidak menular ke tanaman lainnya. Penyulaman dapat dilakukan seminggu setelah tanam.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila muncul gulma tanaman Gelang (Portulaca oleracea) dan rumput liar lainnya. Kehadiran gulma gelang dapat menurunkan produksi bayam antara 30 - 65%. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah. Alat yang digunakan dalam penyiangan dapat berupa cangkul kecil atau sabit. Caranya dengan dicangkul untuk mencabut gulma atau langsung dicabut dengan tangan. Disamping itu pencangkulan dilakukan untuk menggemburkan tanah.
c. Pembubunan
Proses pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
d. Perempalan
Apabila perawakan tanaman terlalu subur, mungkin perlu dilakukan perempalan tunas - tunas liar dan pemasangan ajir / turus untuk memperkuat tegaknya tanaman agar tidak rebah.
e. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik, untuk tiap lubang calon tanaman sekitar 0,4 - 0,8 kg. Dengan demikian kuantum pupuk organik akan berkisar 15 - 30 ton (http://Cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-Cabe.html)
Karena bercocok tanam secara organik tidak menggunakan pupuk sintetis, sebagai gantinya mereka mengandalkan metode alami, seperti kompos dan mengganti tanaman jenis panen, seperti tanaman polong. Sayangnya, kompos tidak dapat mencukupi pengembalian nitrogen ke dalam tanah guna menumbuhkan sejumlah besar tanaman yang diperlukan untuk memberi makan pada ternak dunia.
Mengganti tanaman dengan jenis panen sebetulnya adalah sangat menjanjikan, namun banyak petani tidak mampu menanam tanaman yang mereka sendiri tidak mampu menjualnya. Meskipun beberapa jenis tanaman polong dapat dikonsumsi, namun jenis paling baik dalam memproduksi nitrogen justru dari jenis yang tidak bisa dimakan (http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/1913-beralih-ke-organik-sebanding-harganya)
f. Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan intensif 1 - 2 kali sehari, terutama di musim kemarau. Waktu yang paling baik untuk menyiram tanaman bayam adalah pagi atau sore hari, dengan menggunakan alat bantu gembor (emrat) agar air siramannya merata (http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-bayam.html).
g. Waktu Penyemprotan Pestisida
Jenis pestisida yang digunakan pada budidaya tanaman Cabe secara organik adalah daun Mindi yang mengandung margosin, glikosdida flafonoid untuk mengendalikan ulat grayak dan kutu daun, Surian yang daun dan kulit batangnya berfungsi untuk mengendalikan hama ulat, tungau dan lain-lain. Sedangkan untuk mengendalikan penyakit bisa digunkan bunga Camomil (Chamaemelum spp). Pengaplikasian dengan menggunakan 60 cc untuk 1 lt air, disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya 1 minggu 1 kali (google search: pembuatan pestisida alami, Blog Lesman).
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat penyemprot berupa tangki sprayer. Cara penyemprotan yaitu jangan dilakukan ketika angin bertiup kencang dan jangan menentang arah datangnya angin. Jangan melakukan penyemprotan pada saat akan hujan dan sebaiknya dicampurkan bahan perekat. Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari benar atau sore hari ketika udara masih tenang. Hal tersebut untuk menghindari matinya lebah atau serangga lainnya yang menguntungkan.
Pengendalian OPT
´ Sanitasi
lingkungan dan menggunakan pestisida nabati
´ Lalat buah
menggunakan perangkap Petrogenol +
Sumisidin 1 ml, ( 40 perangkap/ha)
´ Thrips dg
papan perangkap lekat warna biru muda/putih 8 buah/ha
´ Antraknose
dg memusnahkan buah yang terserang
´ Virus dg
memusnahkan tanaman terserang , tanaman muda < 35 hari
´ Layu
fusarium, tanaman dicabut , penggunaan fungisida efektif.
Pemanenan
Panen pertama kali umur 70 -75 hari
setelah tanam di dataran rendah dan umur 4-5 bulan di dataran tinggi, interval
panen 3-7 hari
Hama dan
Penyakit
Fase pertumbuhan
tanaman cabai, jenis opt yang umum menyerang tanaman cabai merah
a.
Hama
1.
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala
serangan pada daun yang ditimbulkan oleh ulat instar ke-1 dan ke-2 adalah
berupa bercak-bercak putih pada daun atau daun berlubang-lubang.
Telur
diletakkan pada bagian bawah daun. Ulat aktif menyerang mulai senja hari dan
mencapai puncaknya pada malam hari dengan cara memakan daun atau buah cabai
ciri utama ulat grayak adalah terdapatnya
kalung hitam pada segmen abdomen yang ke 4. Tanda kalung hitam ini mulai
terlihat pada ulat instar ketiga. Telur S. litura diletakkan dalam
kelompok yang ditutupi oleh semacam lapisan lilin berwarna kuning pucat, tiap
kelompok telur terdiri atas ± 350 butir
a) ulat, (b) gejala serangan pada
tanaman cabai, (c) kelompok telur, dan (d) ngengat S. litura (ulat grayak)
(Foto : Tonny K. Moekasan
2. Trips (Thrips parvispinus)
Daun
tampak keriput, mengeriting dan melengkung ke atas.
Warna tubuh
trips muda kuning pucat, sedangkan trips dewasa berwarna kuning sampai coklat
kehitaman.
Panjang tubuh trips sekitar 0,8 - 0,9 mm.
menyerang
daun-daun muda, dengan cara menggaruk dan mengisap cairan daun
3.
Lalat
pengorok daun (Liriomyza huidobrensis
Lalat berukuran ± 2 mm. lalat betina meletakkan
telur pada daun dengan ovipositornya. Belatung aktif mengorok dan membuat
lubang pada daun. Luka bekas tusukan dan korokan pada tanaman dapat terinfeksi
oleh cendawan maupun bakteri penyebab penyakit pada tanaman merupakan vektor penyakit virus
mosaik pada tanaman tembakau, semangka, kedelai, dan seledri Daur hidup lalat
pengorok daun sekitar 14-23 hari.
a)
Serangga dewasa, (b) ulat, (c) pupa, dan (d) daun cabai yang
terserang lalat pengorok daun
4.
Lalat buah (Bactrocera dorsalis)
Lalat buah menyerupai lalat rumah
dengan panjang tubuh 6 - 8 mm.
betina meletakkan telur pada buah cabai dengan cara
menusukkan ovipositor pada pangkal buah, telur menetas dan belatung hidup di
dalam buah cabai
Gejala serangan ditandai dengan terdapatnya titik hitam pada pangkal buah
cabai tempat lalat memasukkan telur. Belatung memakan daging buah. Buah yang
terserang mudah terinfeksi oleh jasad renik lainnya, sehingga buah busuk lalu
jatuh .
Serangga
dewasa lalat buah dan belatung lalat buah
5.
Kutudaun persik (Myzus persicae)
Kutu daun muda ,dewasa menyerang daun-daun
muda,
dengan cara menusuk dan mengisap cairan daun
Gejala
daun keriput, terpuntir, dan berwarna kekuningan, pertumbuhan tanaman terhambat
atau kerdil, daun menjadi layu dan
mati. vektor penyakit virus PLRV dan PVY.
Kutudaun
persik mempunyai antena mempunyai sepasang antena yang relatif panjang, yaitu
kira-kira sepanjang tubuhnya. Tubuhnya berwarna kuning kehijauan , dengan
panjang tubuh berkisar antara 0,8 - 1,2 mm. Daur hidupnya berkisar antara 7 -
10 hari.
6.
Kutu daun persik
2) Busuk basah
Penyebab: cendawan Rhizoctonia sp. Gejala: adanya bercak - bercak putih. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.
2) Busuk basah
Penyebab: cendawan Rhizoctonia sp. Gejala: adanya bercak - bercak putih. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.
7.
Tungau
Ada
dua jenis tungau yaitu tungau teh kuning dan tungau merah. Tungau dewasa
berkaki 8 sedangkan tungau muda berkaki
6
Tungau
teh kuning kuning transparan, dengan ukuran tubuh ± 0,25 mm, sedangkan tungau
merah betina berukuran ± 0,45 mm.
Tungau
merah membentuk jaring seperti laba-laba sehingga disebut tungau
laba-laba (red spider mite). Tanaman
cabai yang terserang tungau (a), tungau teh kuning (b),
dan tungau merah (c)
Gejala serangan ditandai dengan timbulnya warna seperti
tembaga pada permukaan bawah daun, tepi daun mengeriting, daun menjadi kaku dan
melengkung ke bawah (seperti sendok terbalik). Pada serangan berat, tunas dan
bunga gugur. Tanaman inang tungau antara lain adalah cabai, tomat, teh, karet,
dll.
b.
Penyakit
1.
Penyakit busuk buah antraknose
Penyebab
cendawan Colletotrichum capsici Sydow dan Colletotrichum gloeosporioides
Pens. menyerang buah, ranting, batang dan daun.
gejala
serangan ditandai dengan mati pucuk, menjalar ke bagian daun dan batang. Bagian
tanaman yang terserang menunjukkan gejala busuk kering berwarna coklat
kehitaman.
Gejala
serangan pada buah ditandai dengan perubahan warna buah seperti terkena
sengatan matahari dan diikuti dengan busuk basah yang berwarna hitam. Serangan
berat akan menyebabkan seluruh buah menjadi keriput dan mengering. Cuaca panas
dan basah akan mempercepat serangan penyakit ini.
2. Penyakit layu fusarium
Penyebab
cendawan Fusarium spp.
Gejala serangan ditandai
dengan layunya tanaman yang dimulai dari bagian bawah.
Anak tulang daun
menguning, bila infeksi terus berkembang dalam 2-3 hari setelah infeksi tanaman
akan menjadi layu. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat. Tempat luka
tertutup hifa yang berwarna putih seperti kapas.
Penyebaran
penyakit melalui angin dan air.
Penyakit ini jarang terjadi menyerang pada
lahan yang pengairannya baik. Inang lain penyakit ini
adalah kacang panjang, kentang, kubis , kacang panjang, cabai, tomat ,
mentimun, dll.
3.
Penyakit layu bakteri
Penyebab bakteri Ralstonia
solanacearum.
Infeksi
terjadi melalui lenti sel, laju infeksi akan lebih cepat bila ada luka mekanis.
Gejala
awal serangan penyakit ini ditandai dengan pucuk tanaman menjadi layu, kemudian
gejala layu akan menyebar ke bagian bawah tanaman.
Pada buah
gejala serangan penyakit layu bakteri dimulai dengan perubahan warna buah
menjadi kuning, selanjutnya buah menjadi busuk.
4. Penyakit busuk daun fitoftora
Penyebab
cendawan Phytophthora capsici.
Seluruh
bagian tanaman dapat terinfeksi oleh penyakit ini. Infeksi pada batang dimulai
dari leher batang menjadi busuk basah berwarna hijau setelah kering warna
menjadi coklat/hitam, tanaman
layu serentak secara tiba-tiba dari
bagian tanaman lainnya. Akhirnya busuk batang menjadi kering mengeras dan
seluruh daun menjadi layu.
Gejala pada daun diawali dengan bercak putih seperti tersiram air panas
berbentuk sirkuler atau tidak beraturan. Bercak t melebar, mengering seperti
kertas dan akhirnya memutih karena warna masa spora yang putih. Di lapangan
tanaman layu secara sporadis.
Penyakit
ini mematikan tanaman muda
5.
Penyakit virus Gemini
Penyakit virus gemini menyerang
tanaman menunjukkan gejala daun menguning dengan tulang daun tetap hijau.
Penyebaran penyakit ini oleh hama B. tabaci atau kutukebul.
6.
Bercak daun Serkospora
Penyebab
cendawan Cercospora sp.
Gejala
pada daun terdapat bercak-bercak kecil berbentuk bulat. Bercak-bercak ini akan meluas sampai
garis tengahnya selebar 0,5 cm. Pusat bercak berwarna pucat sampai putih,
dengan tepinya berwarna kecoklatan.
Pada
serangan berat, daun-daun akan gugur,sering ditemukan pada batang dan tangkai
buah. Serangan pada tangkai buah dapat meluas ke bagian buah yang akan
mengakibatkan buah gugur. dapat pula menyerang tanaman cabai di pesemaian.
Pada musim kemarau, pada lahan yang drainasenya
kurang baik, penyakit ini dapat berkembang cepat.
Pengendalian
OPT dengan Macam-macam perangkap
Perangkap lampu
|
Perangkap
lekat Biru Perangkap lekat kuning
Perangkap feromonoid seks untuk ngengat S.exigua,
S.litura dan H.armigera
Perangkap lakat kuning untuk kutu daun Perangkap lalat buah
Kerodong kasa untuk mengendalikan ulat bawang (S. exigua)
3.
BUDIDAYA TERONG
´
Kebutuhan benih terong = 15-30 g/1000 m2, Penyemaian dilakukan
sesuai dengan petunjuk penyemaian
´ Lahan dicangkul/dibajak sedalam 30 cm, dibersihkan dari gulma/sisa
tanaman
´ Gemburkan tanah dengan mencangkul sambil membentuk bedengan selebar 100 -
120 cm dengan jarak antar bedengan 40 - 60 cm
´ Taburkan dolomit pada bedengan sebanyak 10 kg/100 m2 apabila
pH tanah < 6,5.
´ Berikan pupuk organik 0,5-1 kg/lubang pada waktu tanam.
´ Pupuk
susulan Urea 1 kg/100 m2, ZA 3 kg/1002, KCL 2 kg/100 m2 diberikan 3 kali 3, 6
dan 9 minggu setelah tanam
´ Penyiangan
gulma, pengairan sesuai kebutuhan dan pemberian ajir untuk penguat,
pengendalian OPT sesuai kondisi OPT
´ Panen
dilakukan setelah umur 4 bln. (dalam 100 m2 diperoleh 200 kg)
´ Buah yang
baik : padat dan kulit mengkilat)
Syarat Tumbuh
·
Dapat tumbuh di dataran rendah
tinggi
·
Suhu udara 22 - 30o C
·
Jenis tanah yang paling baik,
jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan
pH antara 6,8-7,3
·
Sinar matahari harus cukup
·
Cocok ditanam musim kemarau
Pembibitan
·
Rendamlah benih dalam air hangat
kuku + POC NASA dosis 2 cc per liter selama 10 -15 menit
·
Bungkuslah benih dalam gulungan
kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
·
Sebarkan benih di atas bedengan
persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm
·
Campurkan 1 pak Natural GLIO +
25-30 kg pupuk kandang halus diamkan seminggu, kemudian masukkan benih satu
persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus
yang telah dicampur Natural GLIO tadi dengan perbandingan 2 : 1
·
Tutup benih tersebut dengan tanah
tipis
·
Permukaan bedengan yang telah
disemai benih ditutup dengan daun pisang
·
Setelah benih tampak berkecambah
muncul, buka penutupnya
·
Siram persemaian pagi dan sore
hari
·
Semprot POC NASA dosis 2-3 tutup
per tangki setiap 7-10 hari sekali
·
Perhatikan serangan hama dan
penyakit sejak di pembibitan
·
Bibit berumur 1-1,5 bulan atau
berdaun empat helai siap dipindahtanamkan
Pengolahan Lahan
·
Bersihkan rumput liar (gulma)
dari sekitar kebun.
·
Olah tanah dengan cangkul ataupun
bajak sedalam 30-40 cm hingga gembur.
·
Buat bedengan selebar 100-120 cm,
jarak antar bedengan 40-60 cm, ratakan permukaan bedengan.
·
Jika pH tanah rendah, tambahkan
Dolomit.
·
Sebarkan pupuk kandang 15-20 ton
/ ha, campurkan merata dengan tanah.
Penanaman
·
Waktu tanam yang baik musim
kering
·
Pilih bibit yang tumbuh subur dan
normal
·
Tanam bibit di lubang tanam
secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
·
Siram lubang tanam yang telah
ditanami hingga cukup basah (lembab)
Pengairan
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor
Penyulaman
·
Sulam tanaman yang pertumbuhannya
tidak normal, mati atau terserang hama penyakit.
·
Penyulaman maksimal umur 15 hari.
Pemasangan Ajir (Turus)
·
Lakukan seawal mungkin agar tidak
mengganggu (merusak) sistem perakaran.
·
Turus terbuat dari bilah bambu
setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
·
Tancapkan secara individu dekat
batang.
·
Ikat batang atau cabang terong
pada turus.
Penyiangan
·
Rumput liar atau gulma di sekitar
tanaman disiangi atau dicabut
·
Penyiangan dilakukan pada umur 15
hari dan 60-75 hari setelah tanam
Pemupukan
Jenis dan Dosis Pupuk Organik disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah
Jenis dan Dosis Pupuk Organik disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah
Pemangkasan ( Perempelan )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh
Pengendalian Hama Penyakit
H A M A TERONG
1. Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam,
2. Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda
Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman,
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh
Pengendalian Hama Penyakit
H A M A TERONG
1. Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam,
2. Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda
Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman,
3.Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.
4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari
Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan Pestisida organik untuk Terong
Serangan hebat musim kemarau.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.
4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari
Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan Pestisida organik untuk Terong
5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag.
Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan Pestisida organik untuk Twrong.
6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan Pestisida Organik.
Bersifat polifag.
Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan Pestisida organik untuk Twrong.
6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan Pestisida Organik.
PENYAKIT TERONG
1. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum
Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak
2. Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
3. Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
4. Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
5.Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
6.Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp.
Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit:
Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit Rendam benih dengan larutan bawang merah yang telah dicampur pupuk kandang sebelum tanam ke lubang tanam.
PEMANENAN
1. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum
Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak
2. Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
3. Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
4. Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
5.Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
6.Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp.
Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit:
Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit Rendam benih dengan larutan bawang merah yang telah dicampur pupuk kandang sebelum tanam ke lubang tanam.
PEMANENAN
·
Buah pertama dapat dipetik
setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas
·
Ciri-ciri buah siap panen adalah
ukurannya telah maksimum dan masih muda.
·
Waktu yang paling tepat pagi atau
sore hari.
·
Cara panen buah dipetik bersama
tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.
·
Pemetikan buah berikutnya
dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap
dipetik.
2.7.
SAYURAN
MERAMBAT
1. Mentim
un
Perkecambahan Benih
´ Perkecambahan
pada bak 10 cm x 50 cm x 50 cm atau bedengan pesemaian dengan media tanam yang
sudah diayak dari pasir halus dan tanah katel dan pupuk organik = 1 : 1 : 1
´ Benih
mentimun disebar dalam alur tanam yang sebelumnya diberi lubang berkedalaman 1
cm dan jarak antar alur 5 cm, panjang alur sesuai panjang bedengan, kemudian
ditutup dengan pasir dan disiram air hingga lembab.
Benih yang sudah berkecambah dipindahkan ke polibag
semai dan diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari yang
kuat, hujan dan juga OPT
Pengolahan Lahan
q Tanah
diolah dicampur pupuk kandang 1-2 kg/m2.
q Dibuat
bedengan dengan lebar 100 cm, panjang sesuai lahan dan tinggi 20 cm pada MK
atau 30 cm pada MH. Jarak antar bedengan
30 cm.
q Bibit yang
sudah mempunyai 2-3 helai daun sejati (berumur 20-23 hari) siap ditanam.
q Jarak
tanam 30 cm x 40 cm (menggunakan rambatan tunggal atau ganda)
q Pengikatan tanaman pada ajir
dengan tali rafia. Pengikatan dilakukan
tiap 2 ruas pada bagian bawah buku-buku batang.
q Perompesan dilakukan
pada bunga, daun maupun cabang
air. Pembuangan bunga dilakukan pada bunga yang tumbuh sampai ruas ketiga dari
bawah, bunga jantan, dan pada satu buku dipilih satu bunga sehat saja
q Pembuangan daun saat 1,5-2 bulan pada daun tua yang
terletak dekat permukaan tanah.
q Pembuangan cabang air yaitu tunas atau kuncup
daun yang tumbuh di ketiak daun.
PEMELIHARAAN
´ Pengairan secukupnya dan sebaiknya dilakukan pada pagi hari
´ Penyiangan
gulma dan sanitasi lingkungan agar tidak menjadi sarang OPT
OPT penting mentimun
• Kumbang mentimun
(Aulacophora sp.)
• Kumbang totol hitam
(Henosepilachna sp.)Penyakit dumping-off yang disebabkan oleh
Pythium sp.
• Penyakit mosaik
mentimun yang disebabkan oleh CMV
• Pengendalian
OPT yang secara
fisik
(mengambil dan memusnahkan telur, larva, imago hama,
• Pengendalian nabati dan kimiawi
secara selektif (fisiologis
maupun ekologis)
Panen
• Panen pertama umur 70-75. Masa panen berlangsung 1-1,5 bulan.
• Panen dapat dilakukan setiap
hari, umumnya diperoleh 1-2
buah/tanaman setiap kali petik.
• Buah mentimun layak petik adalah buah yang masak penuh dengan
warna seragam.
7.
BUDIDAYA PARIA
Pengolahan Lahan
q
Tanah diolah dicampur pupuk kandang 1-2 kg/m2.
q Dibuat
bedengan dengan lebar 1,5-2 m, tinggi 20 cm
Penanaman
´ Penanaman
secara langsung , jarak tanam 40-60 cm, dalam barisan 120-150 cm. Dalam 1 bedeng ada 2 barisan. Benih ditanam 2-3 biji/lubang dan kedalaman
2-3 cm
´ Kecambah
muncul 1 minggu, setelah muncul 4 daun maka tanaman disisakan satu per lubang
´ Jika benih
disemai dulu maka umur 3 minggu setelah berdaun 3-4 siap dipindah ke bedengan
´ Pengairan,
pengendalian gulma, dilakukan sesuai kondisi yang dibutuhkan
´ Pemupukan
diawali saat umur 21 HST dan setiap 2 minggu dg NPK 5-10 g/tan
´ Pengendalian
OPT dg sanitasi dan PHT
Panen
Panen saat
umur 55-60 HST, saat buah masih belum tua (bintil dan keriput rapat). Produksi 10-12 buah/tanaman
8.
Cara Budidaya Kacang
Kapri.
Kacang Kapri Biji memiliki nama latin Pisum
sativum L. di Indonesia sering juga disebut dengan nama kacang ercis.
Tanaman ini sudah di budidayakan di berbagai daerah di Indonesia terutama di
dataran tinggi. Permintaan kacang kapri di pasar sangat tinggi karena merupakan
salah satu jenis tanaman sayuran yang sering di masak oleh karena itu beberapa
petani mencoba untuk menanam kacang kapri atau kacang ercis tersebut. Dalam
posting kali ini konsultasi sawit mencoba untuk menyampaikan bagaimana cara
untuk budiaya kacang kapri tersebut.
Syarat
Tumbuh
Syarat hidup kacang kapri adalah sebagai
berikut :
Kacang
kapri cocok di tanam di semua daerah baik datarn tinggi dan dataran rendah,
memerlukan penyinaran yang tinggi dan kelembaban yang sedang.
Cara Budidaya
Kacang Kapri
Cara budidaya kacang kapri adalah sebagai
berikut :
Persiapan
lahan
Tanah
yang diperlukan adalah tanah yang gembur, dengan pengolahan atau penyiangan
rumput atau tanaman liar terlebih dahulu guna sirkulasi udara dalam tanah.
Setelah lahan bersih, tanah dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30 cm,
selanjutnya diratakan.
Setelah
digembur dan diratakan tanah dibuat menjadi bedengan dengan lebar sekitar 50 cm
dan bedengan dibuat memanjang ke arah timur-barat guna menerima sinar matahari
yang optimal. Jarak antar bedengan yang dipisahkan oleh parit saluran air
dibuat sekitar 25-30 cm dengan tinggi bedengan sekitar 25 cm.
Penanaman
Jarak
tanam antar lubang adalah sekitar 15-20 cm, sedangkan jarak antar barisan 50
cm. Kemudian benih kapri ditanam ke dalam lubang dan ditutup kembali dengan
tanah. Benih kapri kelihatan tumbuh 5 hari kemudian
Pemeliharaan
Pengendalian
gulma dilakukan dengan penyiangan dua kali selama masa pertumbuhan pada saat
tanaman berumur sekitar 3 minggu dan 6 minggu dengan bantuan kored atau dengan
dicabut. Pemberian pupuk kandang dilakukan 2-3 minggu sebelum tanam dengan
dosis 10-15 ton per hektar atau 1-1,5 kg/m2.
Penyiraman tanaman sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari.
Penggemburan
tanah dilakukan untuk menggemburkan tanah yang memadat di sekitar tanaman
akibat siraman hujan dan penyinaran matahari. Pemangkasan pucuk-pucuk kapri
dilakukan sebanyak 2 kali yaitu setelah tanaman berumur 3 dan 5 minggu.
Tanaman
kapri memiliki sulur dan tumbuh merambat, oleh karena itu perlu ditambahkan
tongkat penopang atau lanjaran untuk merambatkan tanaman. Pemasangan
lanjaran ini sebaiknya dilakukan pada saat tanaman berumur 3 minggu atau bila
tingginya sudah sekitar 15 cm. Lanjaran yang digunakan dapat berupa bambu
dengan panjang sekitar 150 cm dan ditancapkan di samping tanaman.
Pemupukan
Pemupukan
tanaman kapri/ercis adalah pada saat persiapan lahan adalah 124 kg pupuk Organik N tinggi,
250 kg Kompo P tinggidan
180 pupuk Organik K
tinggi sedangkan pada saat 3 minggu setelah tanam
diberikan pupuk 124 lt Pupuk Organik Cair
yangsudah di larutkan dengan konsentrasi 3 cc/ lt air..
Pemupukan
tambahan berupa pupuk daun diberikan dengan cara penyemprotan pada permukaan
bawah daun dan dilakukan pada pagi atau sore hari pada umur 20-30 hari setelah
tanam.
Panen
Panen
kapri polong muda dilakukan ketika umur tanaman mencapai 60 hari, sedangkan
biji kapri dengan polong penuh dan warnanya masih hijau berumur sekitar 70
hari.
9.
Budidaya Kacang Buncis
PENDAHULUAN
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran buah yang termasuk famili Leguminosae. Tanaman buncis cocok dibudidayakan dan berproduksi baik pada dataran medium maupun dataran tinggi.
Tanaman buncis dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe merambat (bersifat indeterminate) dan tipe tegak (berbentuk semak dan bersifat determinate). Kultivar merambat memiliki percabangan yang lebih banyak dan jumlah buku bunga yang lebih banyak, sehingga mempunyai potensi hasil yang lebih besar. Tipe buncis rambat panjangnya dapat mencapai 3 meter dan mudah rebah, sehingga memerlukan lanjaran/turus agar dapat tumbuh dengan baik. Tipe tegak umumnya pendek dengan tinggi tidak lebih dari 60 cm. Harga lanjaran yang mahal di beberapa daerah pertanaman buncis rambat mendorong usaha beralih ke buncis tegak. Berbeda dengan buncis rambat, dalam budidaya buncis tegak tidak diperlukan turus atau lanjaran, sehingga dapat menghemat biaya usaha tani kira-kira sebesar 30%.
PERSYARATAN TUMBUH
Tanaman buncis tegak dapat tumbuh optimum pada suhu 20-250C di ketinggian 300-600 m dpl, dengan pH tanah 5,8-6. Sedangkan buncis rambat tumbuh baik pada daerah bersuhu dingin dengan ketinggian 1000-1500 m dpl. Buncis peka terhadap kekeringan dan genangan air, sehingga sebaiknya ditanam pada daerah dengan irigasi dan drainase yang baik. Tanaman ini sangat cocok tumbuh di tanah lempung ringan dengan drainasi yang baik.
BUDIDAYA TANAMAN
1. Varietas yang Dianjurkan
Varietas buncis tipe merambat yang dianjurkan antara lain adalah:
a). HORTI-1 dengan potensi hasil 32-48 ton/ha, rasa manis, bentuk bulat masif berwarna hijau dan berserat halus, panjang buah 16-18 cm, umur panen 52-54 hari, peka terhadap karat daun dan antraknose, sesuai untuk ditanam di dataran tinggi dan medium terutama pada musim kemarau
b). HORTI-2 dengan potensi hasil 24-37 ton/ha, rasa manis, bentuk bulat masif berwarna hijau dan berserat halus, panjang buah 15-17 cm, umur panen 53-57 hari, tahan terhadap penyakit karat daun, sesuai untuk ditanam di dataran tinggi dan medium terutama pada musim kemarau
c). HORTI-3 dengan potensi hasil 36 ton/ha, rasa manis, bentuk agak bulat masif berwarna hijau dan berserat halus, panjang buah 15,5-17 cm, umur panen 55-58 hari, tahan karat daun dan antraknos, sesuai untuk ditanam di dataran tinggi dan medium terutama pada musim kemarau.
d). Varietas buncis tegak misalnya FLO.
Kebutuhan benih per hektar sebesar 20-30 kg untuk buncis rambat, dan untuk buncis tegak sebesar 40-60 kg/ha.
2. Pola Tanam
Di beberapa daerah tanaman buncis ditumpangsarikan dengan jagung dan okra dengan memanfaatkan batang tanaman tersebut sebagai lanjaran.
3. Penyiapan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan kurang lebih satu minggu sebelum tanam dan dibuat bedengan dengan ukuran lebar 120-150 cm dan panjang disuaikan dengan kondisi lahan, ketinggian bedengan 30 cm dan antara bedengan dibuat parit selebar 50 cm.
4. Penanaman
a. Waktu tanam
Produksi dapat berkurang jika pada saat pembungaan terjadi hujan, karena bunga akan berguguran, sehingga sebaiknya waktu tanam ditentukan dengan mempertimbangkan hal tersebut, selain juga pemilihan varietas yang tepat.
b. Jarak tanam dan populasi tanaman
Jarak tanam hendaknya mempertimbangkan produksi yang akan dicapai, kemudahan pemeliharaan dan kemudahan saat panen. Jarak tanam untuk buncis tegak 30x40 cm, sedangkan untuk buncis rambat 70 x 40 cm.
c. Cara penanaman
Kedalaman tanam berkisar 3-8 cm, dengan cara ditugal dan setiap lubang tanam diisi dua biji.
5. Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang kuda atau ayam 15 ton/ha, 250 kg /ha Pupuk Organik P tinggi dan 250 kg /ha Arang Sekam sebagai pupuk dasar. Pemberian pupuk kandang dilakukan dengan cara disebar dan diratakan bersamaan dengan pengolahan tanah. Pupuk N berupa dengan perbandingan 1:2 sebanyak 300 kg/ha diberikan pada umur 1 dan 3 minggu setelah tanam masing-masing setengah dosis. Pemberian pupuk susulan dilakukan dengan cara meletakkan pupuk dalam tanah yang telah ditugal sedalam 10 cm dan sekitar 10 cm dari tanaman. Setelah pupuk dimasukkan, lubang ditutup kembali dengan tanah.
6. Pemeliharaan
a. Penyulaman, dilakukan jika ada benih yang rusak atau tidak tumbuh, dan dilakukan sampai sekitar 7-10 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan agar jumlah tanaman per satuan luas tetap optimum sehingga target produksi dapat tercapai.
b. Penyiangan, dilakukan dengan cara mencabut gulma dengan tangan atau menggunakan alat.
c. Pembumbunan, bertujuan untuk menutup akar yang terbuka dan membuat pertumbuhan tanaman menjadi tegak serta kokoh. Pembumbunan dilakukan dengan cara menaikkan atau menimbunkan tanah pada pokok tanaman. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama.
d. Pengairan, pada tahap awal dilakukan penyiraman setiap sore sampai benih tumbuh, sedangkan penyiraman selanjutnya disesuaikan dengan kondisi lahan pertanaman dan kondisi tanaman.
7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Untuk mencegah serangan hama dan penyakit perlu diperhatikan sanitasi lahan dan drainase yang baik dan kalau menggunakan pestisida, sebaiknya menggunakan jenis pestisda yang aman dan mudah terurai seperti insektisida biologi dan pestisida nabati. Dalam penggunaan pstisida harus tepat pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasinya.
8. Panen dan Pascapanen
Pada kondisi pertanaman yang optimum, tanaman buncis tipe semak/tegak dapat dipanen pada umur 60-70 hari, sedang tipe merambat umumnya memerlukan 10-20 hari lebih lama untuk dapat dipanen. Interval panen 4–5 kali panen, sehingga umur tanaman hanya tiga bulan. Produksi polong buncis rambat mencapai 24-40 ton/ha.
Panen polong dilakukan pada saat polong masih muda dan bijinya kecil belum menonjol ke permukaan polong dan biasanya itu terjadi pada saat 2-3 minggu sejak bunga mekar. Apabila panennya terlambat, hasilnya akan meningkat, tetapi kualitasnya cepat menurun karena biji dalam polong berkembang dan menyebabkan permukaan polong bergelombang.
Penyimpanan pada suhu 5-100C dan RH 95% dapat menjaga umur simpan polong pada kualitas layak jual selama 2-3 minggu.
PENDAHULUAN
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran buah yang termasuk famili Leguminosae. Tanaman buncis cocok dibudidayakan dan berproduksi baik pada dataran medium maupun dataran tinggi.
Tanaman buncis dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe merambat (bersifat indeterminate) dan tipe tegak (berbentuk semak dan bersifat determinate). Kultivar merambat memiliki percabangan yang lebih banyak dan jumlah buku bunga yang lebih banyak, sehingga mempunyai potensi hasil yang lebih besar. Tipe buncis rambat panjangnya dapat mencapai 3 meter dan mudah rebah, sehingga memerlukan lanjaran/turus agar dapat tumbuh dengan baik. Tipe tegak umumnya pendek dengan tinggi tidak lebih dari 60 cm. Harga lanjaran yang mahal di beberapa daerah pertanaman buncis rambat mendorong usaha beralih ke buncis tegak. Berbeda dengan buncis rambat, dalam budidaya buncis tegak tidak diperlukan turus atau lanjaran, sehingga dapat menghemat biaya usaha tani kira-kira sebesar 30%.
PERSYARATAN TUMBUH
Tanaman buncis tegak dapat tumbuh optimum pada suhu 20-250C di ketinggian 300-600 m dpl, dengan pH tanah 5,8-6. Sedangkan buncis rambat tumbuh baik pada daerah bersuhu dingin dengan ketinggian 1000-1500 m dpl. Buncis peka terhadap kekeringan dan genangan air, sehingga sebaiknya ditanam pada daerah dengan irigasi dan drainase yang baik. Tanaman ini sangat cocok tumbuh di tanah lempung ringan dengan drainasi yang baik.
BUDIDAYA TANAMAN
1. Varietas yang Dianjurkan
Varietas buncis tipe merambat yang dianjurkan antara lain adalah:
a). HORTI-1 dengan potensi hasil 32-48 ton/ha, rasa manis, bentuk bulat masif berwarna hijau dan berserat halus, panjang buah 16-18 cm, umur panen 52-54 hari, peka terhadap karat daun dan antraknose, sesuai untuk ditanam di dataran tinggi dan medium terutama pada musim kemarau
b). HORTI-2 dengan potensi hasil 24-37 ton/ha, rasa manis, bentuk bulat masif berwarna hijau dan berserat halus, panjang buah 15-17 cm, umur panen 53-57 hari, tahan terhadap penyakit karat daun, sesuai untuk ditanam di dataran tinggi dan medium terutama pada musim kemarau
c). HORTI-3 dengan potensi hasil 36 ton/ha, rasa manis, bentuk agak bulat masif berwarna hijau dan berserat halus, panjang buah 15,5-17 cm, umur panen 55-58 hari, tahan karat daun dan antraknos, sesuai untuk ditanam di dataran tinggi dan medium terutama pada musim kemarau.
d). Varietas buncis tegak misalnya FLO.
Kebutuhan benih per hektar sebesar 20-30 kg untuk buncis rambat, dan untuk buncis tegak sebesar 40-60 kg/ha.
2. Pola Tanam
Di beberapa daerah tanaman buncis ditumpangsarikan dengan jagung dan okra dengan memanfaatkan batang tanaman tersebut sebagai lanjaran.
3. Penyiapan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan kurang lebih satu minggu sebelum tanam dan dibuat bedengan dengan ukuran lebar 120-150 cm dan panjang disuaikan dengan kondisi lahan, ketinggian bedengan 30 cm dan antara bedengan dibuat parit selebar 50 cm.
4. Penanaman
a. Waktu tanam
Produksi dapat berkurang jika pada saat pembungaan terjadi hujan, karena bunga akan berguguran, sehingga sebaiknya waktu tanam ditentukan dengan mempertimbangkan hal tersebut, selain juga pemilihan varietas yang tepat.
b. Jarak tanam dan populasi tanaman
Jarak tanam hendaknya mempertimbangkan produksi yang akan dicapai, kemudahan pemeliharaan dan kemudahan saat panen. Jarak tanam untuk buncis tegak 30x40 cm, sedangkan untuk buncis rambat 70 x 40 cm.
c. Cara penanaman
Kedalaman tanam berkisar 3-8 cm, dengan cara ditugal dan setiap lubang tanam diisi dua biji.
5. Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang kuda atau ayam 15 ton/ha, 250 kg /ha Pupuk Organik P tinggi dan 250 kg /ha Arang Sekam sebagai pupuk dasar. Pemberian pupuk kandang dilakukan dengan cara disebar dan diratakan bersamaan dengan pengolahan tanah. Pupuk N berupa dengan perbandingan 1:2 sebanyak 300 kg/ha diberikan pada umur 1 dan 3 minggu setelah tanam masing-masing setengah dosis. Pemberian pupuk susulan dilakukan dengan cara meletakkan pupuk dalam tanah yang telah ditugal sedalam 10 cm dan sekitar 10 cm dari tanaman. Setelah pupuk dimasukkan, lubang ditutup kembali dengan tanah.
6. Pemeliharaan
a. Penyulaman, dilakukan jika ada benih yang rusak atau tidak tumbuh, dan dilakukan sampai sekitar 7-10 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan agar jumlah tanaman per satuan luas tetap optimum sehingga target produksi dapat tercapai.
b. Penyiangan, dilakukan dengan cara mencabut gulma dengan tangan atau menggunakan alat.
c. Pembumbunan, bertujuan untuk menutup akar yang terbuka dan membuat pertumbuhan tanaman menjadi tegak serta kokoh. Pembumbunan dilakukan dengan cara menaikkan atau menimbunkan tanah pada pokok tanaman. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama.
d. Pengairan, pada tahap awal dilakukan penyiraman setiap sore sampai benih tumbuh, sedangkan penyiraman selanjutnya disesuaikan dengan kondisi lahan pertanaman dan kondisi tanaman.
7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Untuk mencegah serangan hama dan penyakit perlu diperhatikan sanitasi lahan dan drainase yang baik dan kalau menggunakan pestisida, sebaiknya menggunakan jenis pestisda yang aman dan mudah terurai seperti insektisida biologi dan pestisida nabati. Dalam penggunaan pstisida harus tepat pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasinya.
8. Panen dan Pascapanen
Pada kondisi pertanaman yang optimum, tanaman buncis tipe semak/tegak dapat dipanen pada umur 60-70 hari, sedang tipe merambat umumnya memerlukan 10-20 hari lebih lama untuk dapat dipanen. Interval panen 4–5 kali panen, sehingga umur tanaman hanya tiga bulan. Produksi polong buncis rambat mencapai 24-40 ton/ha.
Panen polong dilakukan pada saat polong masih muda dan bijinya kecil belum menonjol ke permukaan polong dan biasanya itu terjadi pada saat 2-3 minggu sejak bunga mekar. Apabila panennya terlambat, hasilnya akan meningkat, tetapi kualitasnya cepat menurun karena biji dalam polong berkembang dan menyebabkan permukaan polong bergelombang.
Penyimpanan pada suhu 5-100C dan RH 95% dapat menjaga umur simpan polong pada kualitas layak jual selama 2-3 minggu.
10.
Budidaya Oyong
Penyiapan Lahan
Bersihkan lahan dari gulma dan semak pengganggu.Sebar kapur pertanian jika
pH tanah kurang dari 5,0. Untuk menaikkan 1 point pH tanah di perlukan kapur
pertanian sebanyak 2 ton/ha.Lakukan pembajakan dan pencangkulkan lahan.Buat
bedengan sederhana dahulu dengan ukuran lebar bedengan 220 cm, lebar selokan 50
- 60 cm, dan tinggi bedengan 15 - 20 cm.
Tentukan kebutuhan pupuk dengan standar dosis untuk satu hektare lahan.
Pada penanaman oyong ,
.Jumlah populasi per hektare sekitar 10.000 - 11.000 tanam.
Oyong adalah
salah satu jenis tanaman yang memiliki kandungan vitamin yang baik bagi
kebutuhan manusia, karena oyong mengandung vitamin A, vitamin, dan vitamin C.
walaupun oyong jenis sayuran yang kurang popular tetatapi oyong memiliki rasa
yang tidak kalah enak dibanding dengan sayuran lain.
Ciri-ciri Oyong
Oyong memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Oyong memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tanamannya
hidup dengan merambat, dengan alat pemegang berbentuk pilin.
2. Berbatang
panjang (bisa mencapai puluhan meter) dan kuat
3. Berdaun
lebar dan berlekuk menjari dengan bulu halus
4. Buahnya
berbentuk bulat panjang dan berusuk-rusuk (sepuluh buah)
Cara
Menanam Oyong
Pada dasranya tanaman oyong dapat ditanam di segala tempat, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun, syarat yang terpenting untuk menanam oyong ini adalah tanahnya harus cukup mengandung cukup air, beriklim kering, dan kelembaban tanah.
Tanah yang akan ditanami oyong tidak perlu dicangkul, tetapi buatlah lubang yang lebarnya kira-kira 25 cm dengan kedalaman 20 cm. jarak antar lubang tersebut 50-60 cm dan antara baris lubang kira-kira 200 cm.
Pada dasranya tanaman oyong dapat ditanam di segala tempat, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun, syarat yang terpenting untuk menanam oyong ini adalah tanahnya harus cukup mengandung cukup air, beriklim kering, dan kelembaban tanah.
Tanah yang akan ditanami oyong tidak perlu dicangkul, tetapi buatlah lubang yang lebarnya kira-kira 25 cm dengan kedalaman 20 cm. jarak antar lubang tersebut 50-60 cm dan antara baris lubang kira-kira 200 cm.
Setiap
lubang diisi pupuk, boleh pupuk kandang atapun kompos sebanyak 1 kg. biji oyong
tersebut dimasukan ke lubang yang telah tersedia, kemudian ditutup dengan
tanah tipis.
Jika tinggi oyong sudah mencapai 50 cm, buatlah tiang yang terbuat dari bamboo dengan ketinggian 1,5-2 m. tiang tersebut berguna untuk merambatkan oyong. Pemeliharaan oyong dilakukan dengan cara memangkas dan mengurangi daunnya.
Jika tinggi oyong sudah mencapai 50 cm, buatlah tiang yang terbuat dari bamboo dengan ketinggian 1,5-2 m. tiang tersebut berguna untuk merambatkan oyong. Pemeliharaan oyong dilakukan dengan cara memangkas dan mengurangi daunnya.
HAMA OYONG
Hama
yang sering menyerang oyong adalah oteng-oteng. Hama tersebut sering merusak
daun dan bunga oyong.
Setelah berumur 1,5-2 bulan, oyong dapat dipanen. Tanaman oyong yang terawatt dapat menghasilkan 1,5 kg buah setiap pohon.
Setelah berumur 1,5-2 bulan, oyong dapat dipanen. Tanaman oyong yang terawatt dapat menghasilkan 1,5 kg buah setiap pohon.
Manfaat Oyong
Oyong mempunyai banyak manfaat, diantaranya sebagai obat dan sebagai makanan. Sebagai obat, oyong dapat digunakan untuk pembersih darah. Adapun sebagai makanan, oyong dapat digunakan sebagai sayur lodeh. Kulit buah oyong yang telah kering dapat digunakan untuk menggosok badan ketika mandi.
11.
Budi Daya Kacang Panjang
Persiapan
Lahan
Bersihkan rumput sebelum menanam kacang panjang biasanya dilakukan menggunakan alat manual seperti cangkul atau menggunakan mesin traktor. Supaya sisa tanaman tersebut tidak dipakai sarang penyakit maka sebaiknya dibakar
Setelah pembersihan selanjutnya lakukan penjangkulan tanah atau penggemburan, dengan pencangkulan ini supaya tanah yang ada didalam supaya tidak memadat dan terangin-anginkan untuk menghilangkan racun. Setelah selesai biarkan tanah selama 1 minggu.
Setelah 1 minggu lakukan penyisiran tanah sekaligus dilakukan pengapuran, apabila tanah memiliki pH kurang dari 5,5, karena tanah untuk media tanaman kacang panjang harus memiliki keasaman (pH) antara 5,5-6,5. Setelah selesai pengapuran maka biarkann tanah terangin-angin selama 1 minggu.
Bersihkan rumput sebelum menanam kacang panjang biasanya dilakukan menggunakan alat manual seperti cangkul atau menggunakan mesin traktor. Supaya sisa tanaman tersebut tidak dipakai sarang penyakit maka sebaiknya dibakar
Setelah pembersihan selanjutnya lakukan penjangkulan tanah atau penggemburan, dengan pencangkulan ini supaya tanah yang ada didalam supaya tidak memadat dan terangin-anginkan untuk menghilangkan racun. Setelah selesai biarkan tanah selama 1 minggu.
Setelah 1 minggu lakukan penyisiran tanah sekaligus dilakukan pengapuran, apabila tanah memiliki pH kurang dari 5,5, karena tanah untuk media tanaman kacang panjang harus memiliki keasaman (pH) antara 5,5-6,5. Setelah selesai pengapuran maka biarkann tanah terangin-angin selama 1 minggu.
Pembuatan bedengan
Fungsi pembuatan bedengan ini sama halnya
seperti tanaman-tanaman lain yaitu untuk tempat penanaman, memudahkan peresapan
air hujan maupun air pengairan, memudahkan pemeliharaan tanaman, dan memudahkan
pemanenan.
Lebar bedengan untuk system penanaman dua
jalur berukuran 100 cm – 120 cm, sedangkan untuk penanaman satu jalur lebarnya
60 – 70 cm. tinggi bedengan untuk tanaman kacang dilahan kering (tegalan) yaitu
20 cm, sedangkan untuk lahan bekas sawah, tinggi bedengan 30 cm. dan panjang
bedengan disesuaikan dengan kondisi luas lahan yang ada. Dan untuk lebar parit
40 cm.
Pemupukan
Pemberian pupuk dasar, selai pengolahan tanah juga perlu pemberian pupuk alam, seperti pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau. Pemberian pupuk dasar ini dilakukan satu minggu sebelum penanaman. Biasanya pemberian pupuk ini berbarengan pada saat pembuatan bedengan.
Pemberian pupuk dasar, selai pengolahan tanah juga perlu pemberian pupuk alam, seperti pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau. Pemberian pupuk dasar ini dilakukan satu minggu sebelum penanaman. Biasanya pemberian pupuk ini berbarengan pada saat pembuatan bedengan.
Pengadaan
Benih
Tanaman
kacang panjang diperbanyak dengan biji, maka untuk membudidayakan kacang
panjang yang ditanam adalah bijinya. Untuk mendapatkan benih kacang panjang yang
siap tanam bisa dengan pembibitan sendiri.
Untuk
penanaman benih bisa langsung ditanam di lahan yang sudah ditentukan, namun,
sebaiknya sebelum penanam dilakukan seleksi terlebih dahulu agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik, seperti, biji utuh tidak cacat, luka, atau pecah, biji yang
dipilih seragam, biji berwarna mulus mengkilap dan tidak ada noda apapun pada
mata bijinya, biji tidak terserang hama dan penyakit, biji bersih dari kotoran,
biji murni tidak tercampur dengan varietas lain, biji tidak keriput, dan biji
bentuknya normal.
Penentuan waktu tanam
Penentuan
waktu tanam yang tepat ialah pada musim kemarau, kenapa
harus musi kemarau? Karena
menanan pada musim kemarau memberikan hasil yang lebih baik disbanding musim
penghujan.
Hal
itu disebabkab oleh iklim atau cuaca pada pada musim kemarau sangat menujang
untuk pertumbuhan benih dan pertumbuhan tanaman selanjutnya. Sedangkan pada
musim penghujan cuaca sangat lembab, suhu udara cukup dingin, dan
intensitas sinar matahari sangat rendah. Selain itu pada musim hujan sering terjadi
gangguan hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Maka lebih baik penanam
dilakukan awal musim kemarau atau
akhir musim hujan.
Jarak Tanam
Jarak tanam untuk tanaman kacang panjang adalah 50 cm x 50 cm, 45 cm x 50 cm, 50 cm x 60 cm, dan 50 cm x 30 cm tergantung dari varietas yang akan ditanam, misalnya, varietas putih super dan hijau super, jarak tanam yang digunakan 50 cm x 50 cm, untuk varietas biji hitam jarak tanam yang digunakan 45 cm x 50 cm, untuk varietas lurik super dan varietas merah putih super, jarak tanamnya 50 cm x 60 cm. sedangkan varietas local, jarak tanamnyanya 50 cm x 30 cm atau 40 cm x 60 cm.
Pemberian air atau penyiraman pada tanaman kacang panjang sangat penting diperhatikan, karena pemberian air harus seimbang tidak boleh terlalu banyak maupun kekurangan.
Jarak tanam untuk tanaman kacang panjang adalah 50 cm x 50 cm, 45 cm x 50 cm, 50 cm x 60 cm, dan 50 cm x 30 cm tergantung dari varietas yang akan ditanam, misalnya, varietas putih super dan hijau super, jarak tanam yang digunakan 50 cm x 50 cm, untuk varietas biji hitam jarak tanam yang digunakan 45 cm x 50 cm, untuk varietas lurik super dan varietas merah putih super, jarak tanamnya 50 cm x 60 cm. sedangkan varietas local, jarak tanamnyanya 50 cm x 30 cm atau 40 cm x 60 cm.
Pemberian air atau penyiraman pada tanaman kacang panjang sangat penting diperhatikan, karena pemberian air harus seimbang tidak boleh terlalu banyak maupun kekurangan.
Pengairan
Pengairan sebaiknya diberikan pada pagi hari atau sore hari pada saat suhu udara dan terik matahari rendah, sehingga lebih efektif karena proses evapotranspirasi (penguapan air tanah dan air tanaman ) berlangsung lamban.
Pengairan sebaiknya diberikan pada pagi hari atau sore hari pada saat suhu udara dan terik matahari rendah, sehingga lebih efektif karena proses evapotranspirasi (penguapan air tanah dan air tanaman ) berlangsung lamban.
Pemupukan
Pemupukan pada tanaman bertujuan untuk pemberian zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Jenis pupuk yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanaman terhadap unsure hara makro dan unsure hara mikro adalah pupuk organic, yaitu: pupuk kandang, kompos, dan pupuk hijau.
Pemupukan pada tanaman bertujuan untuk pemberian zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Jenis pupuk yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanaman terhadap unsure hara makro dan unsure hara mikro adalah pupuk organic, yaitu: pupuk kandang, kompos, dan pupuk hijau.
Pemasangan Lanjaran
Pemasangan lanjaran sangat penting untuk menunjang pertumbuhan tanaman kacang supaya dapat tumbuh secara vertical. Lanjaran untuk tanaman kacang bisa berupa bamboo yang dibelah-belah dengan ukuran 4 cm dan panjang 2 m.
Pemasangan lanjaran sangat penting untuk menunjang pertumbuhan tanaman kacang supaya dapat tumbuh secara vertical. Lanjaran untuk tanaman kacang bisa berupa bamboo yang dibelah-belah dengan ukuran 4 cm dan panjang 2 m.
Pemasangan
lanjaran dilakukan pada saat tanaman sudah mencapai ketinggian 20 cm. cara
memasang lanjaran dilakukan dengan cara menancapkan lanjaran sedalam kira-kira
20 cm, dengan jarak sekitar 25 cm dari pinggir bedengan dan dekatdengan batang tanam.
Pemangkasan
Pemangkasan batang dan daun, hal ini bertujuan supaya tanaman terangsang untuk pembentukan cabang baru agar tanaman dapat berbuah lebih banyak. Pemangkasan pada pucuk batang tanaman ini hanya dilakukan sekali ketika tanaman telah berumur 25 hari setelah tanam.
Pemangkasan batang dan daun, hal ini bertujuan supaya tanaman terangsang untuk pembentukan cabang baru agar tanaman dapat berbuah lebih banyak. Pemangkasan pada pucuk batang tanaman ini hanya dilakukan sekali ketika tanaman telah berumur 25 hari setelah tanam.
12.
Budidaya
labu siam
Labu ini disebut juga waluh siem,
labu jepan, atau labu jipang. Tanamannya tumbuh merambat ke para-para. Buahnya
agak lebih besar dari kepalan tangan. Berbentuk membulat ke bawah. Ada alur
pada kulit luar yang agak mirip dengan pembagian ruang dalam buah. Kulit
bertonjolan tidak teratur. Kulit buah tipis dengan daging yang tebal. Bila
dikupas kandungan getahnya keluar. Oleh karena itu, perlu direndam sebentar
dalam air sebelum dimasak. Ada juga yang merebus labu siam muda langsung
beserta kulitnya untuk dijadikan lalap.
Manfaat
Untuk sayuran dan lalapan.
Syarat
Tumbuh
Tanaman labu tergolong mudah ditanam. Tak heran bila
wilayah tanamnya menyebar di berbagai belahan dunia, dari daerah beriklim
tropis sampai subtropis. Dataran tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah
berhawa panas cocok ditanami labu. Labu siam tumbuh dengan baik pada ketinggian
200-1.000 m dpl. Adaptasi labu terhadap perilaku cuaca juga sangat baik. Labu
tak hanya mampu berantisipasi terhadap kurangnya air di musim kemarau,
melainkan juga terhadap kelebihan air di musim hujan. Labu akan tumbuh optimal
pada tanah yang kering, berdrainase dan aerasi baik, gembur, serta kaya bahan
organik. Tanah yang cenderung asam dengan pH 5-6,5 justru disukainya. Untuk
rata-rata lahan di Indonesia yang berkecenderungan asam, proses pengapuran
untuk menaikkan pH bisa diabaikan.
Benih
Labu dikembangbiakkan lewat biji. Untuk labu siam dapat
diperoleh bijinya dengan memetik buah yang sudah tua benar. Kemudian diperam di
tempat yang lembap hingga keluar tunasnya. Kebutuhan benih untuk labu siam 650
biji/ha, Penanaman Tanah yang sudah diolah dengan pencangkulan 2 kali hingga
gembur diberi pupuk kandang. Pupuk kandang sebaiknya ditaruh sekitar lubang
tanam. Tanah tak perlu dibedeng atau gulud. Akan tetapi, perlu dibuat parit
pengairan sederhana dengan menggali parit kecil di sekeliling lahan dan di
antara beberapa baris tanaman. Lubang penanaman dibuat dengan tugal. Masukkan
2-3 biji benih ke dalam lubang. Labu siam yang ditanam dengan para-para
menggunakan jarak tanam 4 x 4 m dengan lubang tanamnya harus besar. Pada lubang
tanam dimasukkan buah labu siam tua yang sudah bertunas. Tutupi buah dengan
tanah dan pelihara tunasnya agar tumbuh dengan baik.
Pemeliharaan
Sebelum tanaman labu tumbuh merambat atau menjalar,
tindakan penyiangan harus sering dilakukan. Tanah yang belum tertutup
seluruhnya gampang sekali ditumbuhi oleh rumput-rumput liar. Tanah di sekitar
batang utama tanaman perlu juga ditinggikan. Caranya tarik tanah ke dekat
batang tanaman sehingga pada pokok tanaman tanah menjadi lebih tinggi. Setelah
tanaman keluar sulur-sulurnya kita perlu membuat parapara Para-para dibuat dari
bambu yang dibelah 2. Tancapkan bambu di sekitar pokok batang. Tinggi bambu
dari permukaan tanah sekitar 1,5 m. Jadi bambu dipotong lebih dari itu agar
bisa ditancapkan ke dalam tanah dengan kuat. Masing-masing bambu yang dijadikan
tiang rambatan disambung dengan bambu lain di bagian atasnya. Jadi, dari atas
para-para terlihat seperti kotak-kotak yang saling bersambung. Tambahkan
bambu-bambu lagi dalam posisi melintang dan membujur agar bidang kotak menjadi
sekitar 30 x 30 cm atau 50 x 50 cm. Pengecilan bidang kotak pada atap para-para
dimaksudkan agar buah labu siam dapat tumbuh sempurna dan mudah dipetik. Agar
sambungannya kuat lakukan pengikatan atau pemakuan. Para-para harus dibuat
sekuat mungkin karena nantinya akan menyangga buahnya yang berat. Pemangkasan
pada labu dilakukan saat tanaman berumur 3-6 minggu. Pemangkasan cabang
diusahakan agar tunas menyebar dengan baik sehingga buah tumbuh merata dan
banyak. Cabang tua yang tidak tumbuh memanjang lagi dipotong ujungnya agar bisa
bertunas. Daun tua yang tidak produktif lagi juga dibuang. Pemupukan Kebutuhan
pupuk kandang ialah 5 kg per lubang tanam. Selain itu tambahkan NPK sebanyak
100 g/lubang atau 60-100 kg/ha. Pemberiannya dilakukan pada awal penanaman.
Pupuk ini dibenamkan dekat batang pokok.
Hama dan
Penyakit
Hama ulat grayak (Spodoptera litura) dapat menghabiskan
daun labu. Tanda serangan bisa dilihat pada bekas gigitan yang sering hanya
meninggalkan tulang daun saja. Serangan ulat dilakukan malam hari. Waktu siang
hari ulat bersembunyi dalam tanah. Untuk pencegahannya, gulma di sekitar
tanaman harus dibersihkan. Selain itu, lakukan penyemprotan sedini mungkin
dengan Azodrin, dosisnya 2 cc/l, Kepik Leptoglossus australis menyerang buah
labu. Bila hujan, bekas tusukan hama ini akan terkena air hujan sehingga mudah
dimasuki oleh cendawan. Akibatnya buah menjadi lembek dan busuk. Bila menyerang
daun, bagian tengah tanaman atau seluruhnya menjadi kering. Penyemprotan dengan
Azodrin seperti dosis di atas juga mampu mengatasi serangan kepik. Lalat buah
yang sering menyerang semangka adalah musuh tanaman labu juga. Bila telumya
sudah masuk ke dalam buah maka buah sulit untuk dikonsumsi lagi. Pada belahan
buah sering ditemui ulat-ulat kecil dari telur yang sudah menetas. Akibat
lainnya, bila menyerang batang, bagian batang membengkak seperti bisul. Untuk
mencegah serangan, kebersihan lahan harus dijaga. Selain itu, buah diberongsong
dengan kertas, daun pisang, atau plastik. Adapun penyakit yang sering menyerang
tanaman labu ialah penyakit layu. Penyebabnya ialah cendawan Fusarium sp. Bibit
yang baru tumbuh dan tanaman yang masih muda mudah sekali terserang. Mula-mula
ujung daun layu, kemudian mengerut, dan akhirnya kering. Bila tanaman yang
terserang dalam areal masih sedikit, cabut tanaman tersebut dan musnahkan.
Penyemprotan Benlate 2 g/l air ke tanaman serta di bekas tanah tempat tanaman
terkena akan membantu kesehatan tanaman yang lain.
Panen dan
Pasca Panen
Labu siam dipanen pertama kali sekitar umur 4 bulan
sesudah tanam. Labu siam dipotong tangkainya dengan pisau, tetapi jangan sampai
jatuh. Kulitnya yang halus mudah lecet sehingga dapat mengurangi mutunya.
2.8.
JAGUNG MANIS
1. POC (Pupuk Organik Cair) untuk Jagung
Manis
Proses pembuatan pupuk cair organik berlangsung secara anaerob atau
secara fermentasi tanpa bantuan sinar matahari. Bahan Daun konfrey (mengandung
usurhara P tinggi berfungsi menguatkan akar dan batang ,daun Babadotan,
Kirinyuh, Daun Gamal, air arang sekam (mengandung unsur hara K tingi) unsur
hara ini berfungsi agar tongkol jagung terisi penuh , rasa manisnya tinggi dan
tahan lama, Air seni Kelonci (mengandung Zat Perangsang Tumbuh Akar) Kulit
Pisang atau pisang busuk (untuk mencegah ulat Tongkol) Siapkan Larutan media
berupa : Cairan molase --- 500 ml,
Air bekas cucian beras (cucian pertama) 1 liter, Air kelapa yang sudah tua ---
1 liter, Air bersih 7 liter.
Peralatan :
Ember
tertutup uk. 20 lt, Mesin coper/ alat penggiling cabe, Alat pengaduk.
Cara pembuatan :
Buat
Larutan Media Masukkan larutan media ke dalam ember, Giling semua bahan masukan
kedalam larutan media, Aduk - aduk hingga rata, Tutup rapat hingga udara tidak
dapat masuk. Simpan selama 7-10 hari di
tempat teduh dan terhindar dari sinar matahari langsung. Setelah proses fermentasi selesai, saring
larutan pupuk organik cair dengan kain kasa Pupuk cair organic sudah dapat
digunakan : Untuk pemupukkan daun dengan penyemprotan 100 : 2 (100 ml air : 2
ml pupuk cair organik). Untuk pemupukkan akar dengan disiram 10 cm jarak dari
pangkat batang 100 :5 (1 lt air : 50 ml pupuk cair organik).
3. Pestisida
Organik Untuk Jagung Manis
Bahan dan Alat :
Laos / Lengkuas : 1 kg, Temu ireng : 1 kg, Jahe : 0,5 kg, Kencur : 0,25 g, Kunyit : 0,5 kg, Daun Sambiloto/Mimba : 0,5kg, EM4 : 100 cc, Mikroba Probiotik : 100 cc,
Molase 100 CC. Alat
: Pisau , Alu dan Lumpang Penggiling daging, Drum Plastik. Cara membuatnya : Semua empon-empon diiris-iris pakai pisau kemudian ditumbuk
bersamaan dengan daun sambiloto /mimba. Sesudah ditumbuk kemudian digiling,
Masukan molase, EM4, dan mikroba
probiotik (Azotobacter). Aduk sampai rata kira-kira ½ jam , Tutup drum dan diamkan selama 7 hari.
Letakan drum di tempat yang terlindung dari sinar matahari dan curah air hujan
langsung. Setiap hari aduk dua
kali dan tutup kembali.
Cara
penggunaan Pestisida organik cair : 5 ml Pestisida organik cairdicampur
dengan 1 iter air bersih, dan semprotkan pada seluruh bagian tanaman, dapat
mengendalikan serangan hama penyakit
jagung Manis . Juga dapat mengusir hama tikus, dan serangga kecil
pengganggu lainnya.
4. CARA MEMBUAT BIBIT JAGUNG MANIS
Untuk
membuat bibit jagung manis pertama – tama kita harus mencari lahannya dulu yang
cocok untuk pembibitan jagung manis yaitu : 1. Radius satu kilo meter tidak ada
tanaman jagung yang sedang berbungan berbarengan . hal ini untuk menghindari
terjadinya persarian bebas dengan varietas lain. Sebaiknya tempat tanam di
tengah pesawahan yang dipastikan dalam radius satu kilo meter tidak ada tanaman
jagung yang sama-sama berbunga.
Jagung
Manis adalah tanaman yang sangat gampang untuk di pelihara dan mempunyai prospek
yang bagus saat di panen, sedbab harga jual bibit jagung jauh lebih tinggi
disbanding dengan harga jual untuk konsumsi.
Menanam jagung manis untuk bibit relatif gampang. Setelah lahan dicangkul sampai halus, barulah ditugal dengan kedalaman tiga sentimeter untuk menaruh bibit yang akan ditanam.
Kemudian, bibit ditimbun sekadarnya. Tekstur tanahnya harus gembur. Tidak boleh diinjak karena dapat menyebabkan tanah menjadi padat. Setiap lubang diisi sebutir benih dengan jarak 20x70 sentimeter dua butir untuk jarak tanam 20 x 80 senti meter
Menanam jagung manis untuk bibit relatif gampang. Setelah lahan dicangkul sampai halus, barulah ditugal dengan kedalaman tiga sentimeter untuk menaruh bibit yang akan ditanam.
Kemudian, bibit ditimbun sekadarnya. Tekstur tanahnya harus gembur. Tidak boleh diinjak karena dapat menyebabkan tanah menjadi padat. Setiap lubang diisi sebutir benih dengan jarak 20x70 sentimeter dua butir untuk jarak tanam 20 x 80 senti meter
Pada umur
empat hari setelah bibit tumbuh, pupuklah dengan pupuk berimbang (Urea, TS, dan
KCL). Dengan dosis 2 gram per lobang tanam.
Kemudian,
pada umur 35 hari pemupukan kedua dengan jenis pupuk
sama. Usai pemupukan, jagung tidak dirawat lagi walaupun ditumbuhi rerumputan
untuk menjaga agar tidak mengganggu proses perbungaan sampai siap dipanen.
Dalam
satu batang, jagung manis memiliki satu–tiga tongkol, tapi untuk menjaga agar
buah maksimal satu batang ditinggalkan satu tongkol. Sedangkan soleng (buah
muda) bisa dipanen dan dijual untuk konsumsi sayur pada umur 50 hari. Dengan
menjual soleng tersebut, biasanya mampu mengembalikan modal petani untuk
pengadaan pupuk dan bibit, sehingga petani mendapatkan keuntungan utuh saat
panen.
Selain
soleng, daun jagung juga bisa dijual untuk pakan ternak.
Dalam
satu hektare menghabiskan 200 kg Urea, 100 kg TS, dan 100 kg Waktu panen
singkat itu ditambah lagi dengan pengolahan yang tidak sulit.
Jika ada
gejala serangan hama atau penyakit, segera konsultasikan dengan penyuluh
pertanian yang ada atau semprotkan pestisida organik. Penggunakan pestisida
digunakan secara bijaksana. Artinya, baru terdapat gejala serangan
hama/penyakit segera ditanggulangan atau disemprot dengan pestisiada organic yang ramah lingkungan.
Tanaman
jagung membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan dan memberikan hasil
produksi yang baik. Air diperlukan saat penanaman, pembungaan (45–55 hari) dan
pengisian biji (60–80 hari). Perlu diperhatikan drainase yang baik dan hindari
tanaman tergenang air.
Yang
perlu diperperhatikan dalam pemeliharaan jagung manis untuk bibit disamping
pemeliharaan seperti halnya untuk konsumsi, untuk bibit ada lagi yang sangant
penting di perhatikan, yaitu dalam pengamatan serangan hama dan Penyakit, apa
bila di pertanaman Jagungmanis untuk dijadikan bibit terdapat serangan hama
atau penyakit, harus segera dimusnahkan atau di jauhkan dari areal kebun,
sebaik nya di bakar diluar kebun. Sebab ini akan mengakibatkan kwalitas bibitnya
kurang baik. Jadi yang di pelihara adalah yang sehat- sehat saja. Sehingga yang
dihasilkan nanti benih yang berkwalitas.
Panen dan
Pemasaran Hasil
Tanaman
jagung manis untuk bibit dapat dipanen jika sudah berumur 90- 100 hari.
Ciri
jagung untuk bibit dapat dipanen: Kelobot (bungkus janggel jagung) sudah
merunduk, berwarna cokelat muda dan kering serta bijinya bila di kelupas kelihatan mengkilat.
Setelah
dipanen, jagung dipipil dan dikeringkan hingga kadar air 15%, sebaiknya dipanen
saat jagung sudah benar-benar kering. Jagung dipaking dengan kemasan mulai 0,25
kg , kemasan 0,5 kg dan kemasan 1kg ke dalam plastic yang tebal dan diberu
label , jangan lupa dalam kemasan di cantumkan tanggal produksi , daya kecambah
dan tanggal kedaluarsa bibit , yaitu tiga bulan setelah selesai dipking. Kalau
setelah tiga bulan belum terjual atau terpakan harus diadakan lagi pengujian
daya kecambah. Dengan cara di ambil 100 biji ditanam diatas kapas yang telah
diberi nutrisi. Setelah empat hari lihat berapa biji yang jadi ( itu menunjukan
persentase daya kecambah bibit jagung manis.
Rouguing
• Rouguing adalah kegiatan membuang tanaman yang bersifat menyimpang dari tanaman yang diharapkan. Ini dapat dilihat antara lain dengan ciri-ciri sebagai berikut : penampilan yang terlalu subur dengan daun yang lebar, warna pangkal batang yang merah, serta warna bunga yang merah. Perlakuan ini dilakukan baik pada tanaman jantan maupun betina, berfungsi untuk menjaga kemurnian induk sebagai penghasil benih, dan dilakukan dengan kontrol setiap minggu.
• Rouguing adalah kegiatan membuang tanaman yang bersifat menyimpang dari tanaman yang diharapkan. Ini dapat dilihat antara lain dengan ciri-ciri sebagai berikut : penampilan yang terlalu subur dengan daun yang lebar, warna pangkal batang yang merah, serta warna bunga yang merah. Perlakuan ini dilakukan baik pada tanaman jantan maupun betina, berfungsi untuk menjaga kemurnian induk sebagai penghasil benih, dan dilakukan dengan kontrol setiap minggu.
BUDIDAYA JAGUNG MANIS
Persiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami jagung manis harus bebas dari tanaman sejenis varietas lain (isolasi), untuk menjamin kemurnian benih yang akan dihasilkan nanti. Isolasi ada dua cara, yaitu isolasi waktu yang berhubungan dengan saat tanam dengan tanam jagung varietas lain yaitu sekitar 30 hari, serta isolasi jarak, yang berhubungan jarak minimal dengan lokasi tanaman jagung varietas lain yaitu sekitar 400 m.
Pengolahan Tanah
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tertinggi diperoleh lewat pengolahan tanah yang baik dan benar, yaitu dengan cara dibajak dan digaru. Dengan pengolahan tanah akan diperoleh media yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan akar, mengurangi keberadaan gulma serta memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah. Untuk tiap 4 meter perlu dibuatkan got yang berfungsi sebagai jalur irigasi dan drainase. Kegiatan ini dilakukan minimal 15 hari sebelum tanam.
Akan tetapi penanaman tanpa olah tanah (TOT) bisa juga dilakukan untuk mengejar waktu tanam. Dengan catatan pembersihan lahan harus tetap dijaga untuk mengurangi serangan hama atau penyakit sisa dari tanaman terdahulu.
Kebutuhan Benih
Benih yang digunakan ada dua macam yaitu benih tanaman jantan yang nantinya akan dimanfaatkan serbuksarinya, dan benih tanaman betina yang akan dimanfaatkan tongkol untuk benih. Kebutuhan benih jantan adalah 3 kg/ha, sedangkan benih betina sebanyak 9 kg/ha.
Penanaman
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanaman adalah split tanam antara jantan dan betina, perbandingan populasi jantan :betina, jarak tanam, penugalan dan jumlah benih perlubang.
•Pemisahan waktu tanam dimana benih jantan ditanam lebih dahulu dan diberi tanda patok berbendera, baru 6 hari kemudian benih betina ditanam.
•Perbandingan populasi jantan dengan betina adalah 1 : 4.
•Jarak tanam antar betina adalah 75 x 25 cm, dan jarak baris betina dengan baris jantan adalah 50 cm.
•Lahan ditugal dengan kedalaman 5 cm, kemudian benih dimasukkan satu benih perlubang dan ditutup lagi dengan abu atau sekam.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan pengairan, dangir dan bumbun, mencabut tanaman tipe simpang (roguing), serta pengendalian hama dan penyakit.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk Pupuk organik yang di buat lengkap mengandung NPK
Pengairan
Tiga hari sebelum tanam lahan perlu diairi untuk menciptakan kondisi tanah yang lembab dan hangat, sehingga mempercepat terjadinya perkecambahan benih serta ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pengairan diberikan sesuai kebutuhan, yang penting dijaga agar tanaman tidak kekurangan atau kelebihan air. Pengairan diberikan setiap kali selesai pemupukan. Jadwal pengairan yang dianjurkan adalah -3, 15, 30, 45 hst.
Dangir dan Bumbun
Pendangiran adalah usaha untuk mengurangi keberadaan gulma di areal tanaman, yang berpotensi sebagai kompetitor bagi tanaman jagung. Dangir dilakukan sebelum perlakuan pemupukan yaitu pada umur 21 dan 28 hst. Sedangkan membumbun adalah usaha untuk memperbaiki sirkulasi udara serta membantu pertumbuhan perakaran tanaman.
Hama dan Penyakit
1. Hama dan pengendaliannya
1. Lalat bibit (Atherigona exigua S.)
•Gejala serangan hama ini pada saat tanaman berumur 7 – 14 hst dengan gejala daun berubah menjadi kekuning-kuningan, disekitar gigitan atau bagian yang diserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
•Ciri-ciri lalat bibit adalah warna lalat abu-abu dengan warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, panjang lalat 3 – 3,5 mm.
•Pengendalian hama ini adalah dengan penanaman serentak dan menerapkan pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidup, terutama setelah selesai panen jagung. Mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang, menjaga kebersihan lahan dari gulma, serta mengendalikan dengan semprot pestisida menggunakan Dursban 20 EC, Hostation 40 EC, Marshal 25 ST dengan dosis sesuai anjuran.
2. Ulat pemotong dan penggerek buah
•Contoh ulat pemotong adalah Agrotis sp., Spodoptera litura.
•Contoh ulat penggerek adalah Ostrinia furnacalis.
•Contoh ulat penggerek buah adalah Helicoverpa armigera.
•Gejala serangan ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batang, adanya tanaman muda yang roboh.
• Pengendalian hama-hama tersebut adalah dengan tanam secara seremmpak pada areal yang luas, mencari dan membunuh secara manual, serta melakukan semprot dengan insektisida dengan dosis sesuai anjuran.
2. Penyakit dan pengendaliannya
1. Penyakit bulai (Downy mildew)
Disebabkan cendawa peronosporta maydis yang berkembang pesat pada suhu udara 27 derajat ke atas serta keadaan udara yang lembab. Gejala serangan adalah pada tanaman umur 2 – 3 minggu, daun runcing dan kaku, pertumbuhan terhambat, warna daun kuning dan terdapat spora berwarna putih pada sisi bawah daun.
2. Penyakit bercak daun
Disebabkan oleh jamur Helminthosporium sp, dengan gejala adanya bercak memanjang berwarna kuning dikelilingi wanra kecoklatan. Semula, bercak tampak basah kemudian berubah warna menjadi coklat kekuningan, dan akhirnya menjadi coklat tua.
Pengendalian dengan cara pergiliran tanaman serta dengan menyemprot bahan kimia seperti Daconil dan Difolatan.
3. Penyakit gosong bengkak
Disebabkan jamur Ustilago sp. yang menyerang biji, sehingga menyebabkan pembengkakan yang mengakibatkan pembungkus menjadi rusak.
Pengendalian dengan jalan mengatur irigasi dan drainase, memotong bagian yang terserang dan dibakar, serta menggunakan benih yang sudah dicampur dengan fungisida misalnya Saromyl.
4. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebabnya adalah jamur Fusarium atau Giberella zeae. Penyakit ini baru dapat diketahui setelah klobot dibuka. Biji-biji yang terserang berwarna merah jambu atau merah kecoklatan yang akan berubah warna menjadi coklat sawo matang.
Pengendalian adalah dengan menggunakan benih varietas unggul, pergiliran tanaman, seed treatment, serta melakukan penyemprotan dengan bahan aktif Mancozep bila ada gejala serangan.
Panen
Panen jagung manis dilakukan sekitar umur 95-100 hst, dimana pada saat tersebut, buah tanaman sudah dikatakan masak secara fisiologis dengan ciri-ciri daun dan kelobot sudah mengering(menguning), bila kelobot dibuka biji sudah tampak kisut 100%, serta ada black layer pada daerah titik tumbuh.
Teknis panen dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Kelobot pembungkus buah dikupas dengan cara disobek dengan tangan.
2. Seleksi buah, dengan cara dipisahkan antara buah normal dengan yang masih muda serta busuk. Buah yang muda dipisahkan untuk kemudian dijemur dahulu. Sedangkan yang busuk dibuang dan tidak perlu dikirim ke pabrik.
3. Buah-buah normal dimasukkan ke dalam zak-zak yang sudah disiapkan, untuk kemudian ditimbang dan dikirim ke pabrik.
Lahan yang akan ditanami jagung manis harus bebas dari tanaman sejenis varietas lain (isolasi), untuk menjamin kemurnian benih yang akan dihasilkan nanti. Isolasi ada dua cara, yaitu isolasi waktu yang berhubungan dengan saat tanam dengan tanam jagung varietas lain yaitu sekitar 30 hari, serta isolasi jarak, yang berhubungan jarak minimal dengan lokasi tanaman jagung varietas lain yaitu sekitar 400 m.
Pengolahan Tanah
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tertinggi diperoleh lewat pengolahan tanah yang baik dan benar, yaitu dengan cara dibajak dan digaru. Dengan pengolahan tanah akan diperoleh media yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan akar, mengurangi keberadaan gulma serta memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah. Untuk tiap 4 meter perlu dibuatkan got yang berfungsi sebagai jalur irigasi dan drainase. Kegiatan ini dilakukan minimal 15 hari sebelum tanam.
Akan tetapi penanaman tanpa olah tanah (TOT) bisa juga dilakukan untuk mengejar waktu tanam. Dengan catatan pembersihan lahan harus tetap dijaga untuk mengurangi serangan hama atau penyakit sisa dari tanaman terdahulu.
Kebutuhan Benih
Benih yang digunakan ada dua macam yaitu benih tanaman jantan yang nantinya akan dimanfaatkan serbuksarinya, dan benih tanaman betina yang akan dimanfaatkan tongkol untuk benih. Kebutuhan benih jantan adalah 3 kg/ha, sedangkan benih betina sebanyak 9 kg/ha.
Penanaman
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanaman adalah split tanam antara jantan dan betina, perbandingan populasi jantan :betina, jarak tanam, penugalan dan jumlah benih perlubang.
•Pemisahan waktu tanam dimana benih jantan ditanam lebih dahulu dan diberi tanda patok berbendera, baru 6 hari kemudian benih betina ditanam.
•Perbandingan populasi jantan dengan betina adalah 1 : 4.
•Jarak tanam antar betina adalah 75 x 25 cm, dan jarak baris betina dengan baris jantan adalah 50 cm.
•Lahan ditugal dengan kedalaman 5 cm, kemudian benih dimasukkan satu benih perlubang dan ditutup lagi dengan abu atau sekam.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan pengairan, dangir dan bumbun, mencabut tanaman tipe simpang (roguing), serta pengendalian hama dan penyakit.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk Pupuk organik yang di buat lengkap mengandung NPK
Pengairan
Tiga hari sebelum tanam lahan perlu diairi untuk menciptakan kondisi tanah yang lembab dan hangat, sehingga mempercepat terjadinya perkecambahan benih serta ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pengairan diberikan sesuai kebutuhan, yang penting dijaga agar tanaman tidak kekurangan atau kelebihan air. Pengairan diberikan setiap kali selesai pemupukan. Jadwal pengairan yang dianjurkan adalah -3, 15, 30, 45 hst.
Dangir dan Bumbun
Pendangiran adalah usaha untuk mengurangi keberadaan gulma di areal tanaman, yang berpotensi sebagai kompetitor bagi tanaman jagung. Dangir dilakukan sebelum perlakuan pemupukan yaitu pada umur 21 dan 28 hst. Sedangkan membumbun adalah usaha untuk memperbaiki sirkulasi udara serta membantu pertumbuhan perakaran tanaman.
Hama dan Penyakit
1. Hama dan pengendaliannya
1. Lalat bibit (Atherigona exigua S.)
•Gejala serangan hama ini pada saat tanaman berumur 7 – 14 hst dengan gejala daun berubah menjadi kekuning-kuningan, disekitar gigitan atau bagian yang diserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
•Ciri-ciri lalat bibit adalah warna lalat abu-abu dengan warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, panjang lalat 3 – 3,5 mm.
•Pengendalian hama ini adalah dengan penanaman serentak dan menerapkan pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidup, terutama setelah selesai panen jagung. Mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang, menjaga kebersihan lahan dari gulma, serta mengendalikan dengan semprot pestisida menggunakan Dursban 20 EC, Hostation 40 EC, Marshal 25 ST dengan dosis sesuai anjuran.
2. Ulat pemotong dan penggerek buah
•Contoh ulat pemotong adalah Agrotis sp., Spodoptera litura.
•Contoh ulat penggerek adalah Ostrinia furnacalis.
•Contoh ulat penggerek buah adalah Helicoverpa armigera.
•Gejala serangan ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batang, adanya tanaman muda yang roboh.
• Pengendalian hama-hama tersebut adalah dengan tanam secara seremmpak pada areal yang luas, mencari dan membunuh secara manual, serta melakukan semprot dengan insektisida dengan dosis sesuai anjuran.
2. Penyakit dan pengendaliannya
1. Penyakit bulai (Downy mildew)
Disebabkan cendawa peronosporta maydis yang berkembang pesat pada suhu udara 27 derajat ke atas serta keadaan udara yang lembab. Gejala serangan adalah pada tanaman umur 2 – 3 minggu, daun runcing dan kaku, pertumbuhan terhambat, warna daun kuning dan terdapat spora berwarna putih pada sisi bawah daun.
2. Penyakit bercak daun
Disebabkan oleh jamur Helminthosporium sp, dengan gejala adanya bercak memanjang berwarna kuning dikelilingi wanra kecoklatan. Semula, bercak tampak basah kemudian berubah warna menjadi coklat kekuningan, dan akhirnya menjadi coklat tua.
Pengendalian dengan cara pergiliran tanaman serta dengan menyemprot bahan kimia seperti Daconil dan Difolatan.
3. Penyakit gosong bengkak
Disebabkan jamur Ustilago sp. yang menyerang biji, sehingga menyebabkan pembengkakan yang mengakibatkan pembungkus menjadi rusak.
Pengendalian dengan jalan mengatur irigasi dan drainase, memotong bagian yang terserang dan dibakar, serta menggunakan benih yang sudah dicampur dengan fungisida misalnya Saromyl.
4. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebabnya adalah jamur Fusarium atau Giberella zeae. Penyakit ini baru dapat diketahui setelah klobot dibuka. Biji-biji yang terserang berwarna merah jambu atau merah kecoklatan yang akan berubah warna menjadi coklat sawo matang.
Pengendalian adalah dengan menggunakan benih varietas unggul, pergiliran tanaman, seed treatment, serta melakukan penyemprotan dengan bahan aktif Mancozep bila ada gejala serangan.
Panen
Panen jagung manis dilakukan sekitar umur 95-100 hst, dimana pada saat tersebut, buah tanaman sudah dikatakan masak secara fisiologis dengan ciri-ciri daun dan kelobot sudah mengering(menguning), bila kelobot dibuka biji sudah tampak kisut 100%, serta ada black layer pada daerah titik tumbuh.
Teknis panen dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Kelobot pembungkus buah dikupas dengan cara disobek dengan tangan.
2. Seleksi buah, dengan cara dipisahkan antara buah normal dengan yang masih muda serta busuk. Buah yang muda dipisahkan untuk kemudian dijemur dahulu. Sedangkan yang busuk dibuang dan tidak perlu dikirim ke pabrik.
3. Buah-buah normal dimasukkan ke dalam zak-zak yang sudah disiapkan, untuk kemudian ditimbang dan dikirim ke pabrik.
2.9.
BUDIDAYA PADI ORGANIK
Padi organik, di Desa Cijujung,
Kabupaten Bogor.
Melalui sistem Budidaya padi organic
ini kesuburan tanah dikembalikan sehingga daur-daur ekologis dapat kembali
berlangsung dengan baik dengan memanfaatkan mikroorganisme tanah sebagai
penyedia produk metabolit untuk nutrisi tanaman. Melalui metode ini diharapkan
kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik, demikian juga dengan
produk akhir yang dihasilkan, yang notabene lebih sehat bagi konsumen karena
terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
Pemilihan metode budidaya padi
organik bisa menghasilkan produk akhir
berupa beras organik yang memiliki kualitas tinggi sebagai beras sehat, dilihat
dari beberapa aspek berikut:
·
Aspek lingkungan, dengan menghilangkan penggunaan pupuk dan
obat-obatan kimia dan manajemen penggunaan air yang terukur secara tidak
langsung telah membantu mengkonservasi lingkungan.
·
Aspek kesehatan, bagi konsumen produk yang dihasilkan akan
lebih sehat dan menyehatkan, karena tidak terkandung residu zat kimia berbahaya
yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia.
·
Produktivitas tinggi, bagi produsen atau petani, penerapan
metode ini bisa meningkatkan hasil panen yang pada giliranya menghasilkan
keuntungan maksimal.
·
Kualitas yang tinggi, produk yang dihasilkan memiliki
kualitas yang lebih baik dibanding dengan produk konvensional, sehingga
harganya pun tentunya akan lebih baik.
Prinsip
budidaya padi organik
·
Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai
ketika bibit masih berdaun 2 helai
·
Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak minimal 25
cm persegi
·
Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit)
dan harus hati-hati agar akar tidak putus
·
Penanaman padi dengan perakaran yang dangkal
·
Pengaturan air, pemberian air maksimal 2 cm dan tanah tidak
diairi secara terus-menerus sampai terendam dan penuh, namun hanya lembab
(irigasi berselang atau terputus)
·
Peningkatan aerasi tanah dengan penggemburan atau pembajakan
·
Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali
dengan interval 10 hari
·
Menjaga keseimbangan biota tanah dengan menggunakan pupuk
organik
Keunggulan
budidaya padi organik
·
Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai
tanam sampai panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5
mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak (irigasi terputus)
·
Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg per hektar. Tidak memerlukan
biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam
kurang, dll.
·
Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 – 12 hari setelah semai, dan
waktu panen akan lebih awal
·
Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11
ton per hektar
·
Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia
dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan
mikro-oragisme lokal), begitu juga penggunaan pestisida.
Langkah-langkah
budidaya padi organik
Padi terdapat dua jenis, padi sawah
dan padi gogo, bedanya terletak pada ada atau tidak adanya air. Pada saat ini
kita akan membahas tentang budidaya padi sawah. Padi dapat tumbuh pada
ketinggian 0-1500 meter dari permukaan laut dengan temperatur 19-27 derajat celcius,
memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada
penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan
ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 – 7. Sebelum memulai budidaya padi organik,
langkah yang paling awal adalah menyiapkan benih yang baik. Seperti apa cara
menyeleksi benih padi organik yang baik, silakah lihat di video berikut:
Tahap
1. Penyemaian
Hal pertama yang dilakukan dalam
budidaya padi organik adalah menyemai benih. Kegiatan pertama adalah melakukan
seleksi benih. Pemilihan benih ini dimaksudkan supaya kita menanam benih yang
benar-benar baik. Benih padi yang digunakan untuk luasasn 200 meter persegi
adalah sebanyak setengah kilogram.Untuk mengecek baik tidaknya benih bisa
dilakukan dengan menguji benih dalam air, benih yang baik adalah benih yang
tenggelam, sementara itu benih yang mengapung adalah benih yang kurang baik,
biasanya benih yang mengapung adalah benih yang kopong ataupun benih yang telah
tumbuh.
Untuk memastikan benih yang
tenggelam tersebut benar benar baik, maka uji kembali benih tersebut dengan
memasukannya kedalam air yang sudah diberi garam. Larutan air garam yang cukup
untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur
akan terapung. Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang
tenggelam dalam larutan tersebut. Benih yang telah diuji lalu direndam
dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2-3 hari ditempat
yang lembab hingga keluar calon tunas dan kemudian disemaikan pada media
tanah dan kemudian pupuk kompos sekitar sebanyak 10 kg. Setelah umur
semai 7-12 hari benih padi sudah siap ditanam. Berikut video cara penyemaian
benih padi dengan metode SRI:
Tahap
2. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan untuk penanaman
padi sawah dilakukan dengan cara dibajak dan dicangkul. Biasanya dilakukan
minimal 2 kali pembajakan yangkni pembajakan kasar dan pembajakan halus yang
diikuti dengan pencangkulan: Total pengolahan lahan ini bisa mencapai 2-3 hari.
Setelh selasai, aliri dan rendam dengan air lahan sawah tersebut selama 1
hari. Pastikan keesokan harinya benih yang telah disemai sudah siap ditanam,
yakni sudah mencapai umur 7-12 harian, perlu diingat, usahakan bibit yang
disemai tidak melebihi umur 12 hari mengingat jika terlalu tua maka tanaman
akan sulit beradaptasi dan tumbuh ditempat baru (sawah) karena akarnya sudah
terlalu besar. Silakan lihat video cara mengolah tanah dengan metode SRI:
Tahap
4. Penanaman
Sebelum ditanam, lakukan pencaplakan
(pembuatan jarak tanam), jarak tanam yang baik adalah jarak tanam sesuai.I
yakni tidak terlalu rapat, biasanya 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm. Lakukan
penanaman dengan memasukkan satu bibit pada satu lubang tanam. Penanaman jangan
terlalau dalam supaya akar bias leluasa bergerak.
Tahap
5. Perawatan
Pada penanaman budidaya padi organik
dengan metode SRI yang paling penting adalah menjaga aliran air supaya sawah
tidak tergenang terus menerus namun lebih pada pengaliran air saja. Untuk itu,
setiap hari petani biasanya melakukan control dan menutup serta membuka pintu
air secara teratur. Berikut panduan pengairan:
·
Penanaman dangkal, tanpa digenangi air, mecek-mecek, sampai
anakan sekitar 10-14 hari
·
Setelah itu, isi air untuk menghambat pertumbuhan rumput dan
untuk pemenuhan kebutuhan air dan melumpurkan tanah, digenangi sampai tanah
tidak tersinari matahari, stelah itu dilairi air saja.
·
Sekitar seminggu jika tidak ada pertumbuhan yang signifikan
dilakukan pemupukan, ketika pemupukan dikeringkan dan galengan ditutup
·
Ketika mulai berbunga, umur 2 bulan, harus digenangi lagi,
dan ketika akan panen dikeringkan
Pemupukan biasanya dilakukan pada 20
hari setelah tebar, pupuk yang digunakan adalah kompos sekitar 175-200 kg.
Ketika dilakukan pemupukan sawah dikeringkan dan pintu air ditutup. Setelah 27
hari setelah tebar, aliri sawah secara bergilir antara kering dan basah.
Beberapa hama yang sering menyerang tanaman padi diantaranya burung, walang sangit, wereng dan penyakit ganjuran atau daun menguning.
Beberapa hama yang sering menyerang tanaman padi diantaranya burung, walang sangit, wereng dan penyakit ganjuran atau daun menguning.
Cara penanganannya bisanya dengan
cara manual, membuat orang-orangan sawah untuk hama burung, penyemprotan dengan
pestisida hayati seperti nanas, bawang putih dan kipait atau gadung, serta
untuk penyakit biasanya dengan cara mencabut dan membakar tanaamn yang sudah
terkena penyakit daun menguning. Untuk pencegahan harus dilakukan penanaman
secara serentak supaya hama dan penyakit tidak datang, penggunaan bibit yang
sehat, pengaturan air yang baik, dan dengan melakukan sistem budidaya tanaman
sehat yang cukup nutrisi dan vitamin sehingga kekebalannya tinggi.
Hama lain yang sering menyerang
adalah hama putih, thrips, wereng, walang sangit, kepik
hijau, penggerek batang padi, tikus , dan burung. Sementara itu
penyakitnya adalah penyakit bercak daun coklat, penyakit blast, Busuk pelepah
daun, fusarium, penyakit kresek atau hawar daun dan penyakit tungro.
Tahap
6. Panen
Padi mulai berbunga pada umur 2-3
bulan bulan dan bisa dipanen rata-rata pada umur sekitar 3,5 sampai 6 bulan
bulan, tergantung jenis dan varietasnya. Pada luasan lahan 200 meter persegi,
untuk padi yang berumur pendek (3,5 bulan) biasanya diperoleh 2 kwintal gabah
basah, setara dengan 1, 5 kuintal gabah kering atau 90 kg beras. Setelah
dipanen, padi bisa dijual langsung, atau juga dijemur dulu sekitar 1-2 hari
baru kemudian dijual, atau setelah dijemur digiling baru dijual berupa beras
ataupun untuk dikonsumsi sebagiannya.