Dalam era globalisasi ini sudah
saatnya kita peduli lingkungan yang berkesinambungan dan berjenjang, artinya :
terus menerurus di laksanakan dan dijalankan, seperti halnya kita makan tiga
kali sehari idealnya kita makan dan ada aturan – aturannya menurut angka
kecukupan gizi yang harus masuk ke tubuh kita sesuaia umur dan jenis
kelamin. Berjejang , ya semua
kalangan harus peduli dan disiplin, mulai dari diri sendiri , keluarga
lingkungan terdekat Rumah Tangga, RW , Desa
, Kecamatan , Kabupaten , Provinsi dan Negara Indonesia
Tentunya memerlukan kesadaran dan
disiplin, rasa disiplin ini harus
tertanam di masing – masing individu. Ini yang super berat menanamkan
jiwa disiplin pada masing – masing individu.
Tapi kalau kompak masing – masing individu ini menjalankan tugas dan
kewajibannya dengan jujur diserati iman
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing- masing, saya rasa - rasa akan
berhasil mengamankan lingkungan ini.
Teknologi Hijau mutlak harus di
laksanakan dengan jalan diantaranya : 1.
Kita awali dari kedisiplinan membuang sampah dan membedakannya. Sekarang sudah terdapat tong - tong sampah di
tempat-tempat yang strategis, tiap unit
berjejer tiga tong sampah sekaligus dan disitu terdapat merk yang jelas (sampah organic,
sampah plastic dan berat). Tapi saya
coba buka tak 100 % berfungsi, nah mulai
disinilah kita harus menanamkan rasa disiplin mulai dari diri sendiri ,
mendisiplinkan anak – anak dan anggota
keluarga kita dulu udah berat rasanya.
Untuk mendisiplinkan ini semua
perlu berjenjang, ya disamping kita mendisiplinkan keluarga juga kita sebagai
warga Negara harus turut pada aturan dan undang-undang yang berlaku di Negara kita,
dan dijalankan oleh semua warga.
Misalnya saja seandainya ada undang – undang tentang buang sampah dan
ini di laksanakan dan diawasi oleh semua pihak saya rasa teknologi hijau akan
terlaksana dengan baik.
Caranya mulai dari kedisiplinan
memisahkan sampah organic dan non organic, contohnya kalau sampah itu tidak di
pisahkan misalnya dapat sangsi tegoran atau apa gitu, terus ada petugas khusus
yang mengawasi dan di gajih yang memadai.
Seandainya saja di jalanan ada yang buang sampah sembarangan atau
buangnya pada tong sampah yang salah, dapat tilang dari petugas seperti halnya melanggar
peraturan lalu lintas, saya rasa lama – kelamaan akan menyadarinya, buang
sampah sesuai aturan.
Kita lihat Jakarta , yang jadi
masalah besar adalah sampah sampai –
sampai harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk biaya pengadaan TPA
(Tempat Pembuangan Akhir). Karena
tumpukan sampah itu menyatu , sampah organic, plastic logam dan lain – lain maka
cepatlah terbentuk gunung – gunung sampah yang mengakibatkan korban jiwa.
Tapi kalau warga Negara kita
sudah disiplin seperti Negara- Negara maju go gren atau teknologi hijau akan
terwujud. Dengan cara kita buat TPA ini 3(tiga ) lokasi yang berbeda : 1).
lokasi TPA sampah organic ; 2). Lokasi TPA sampah Plastik dan 3) TPA sampah
logam ( bekas kaleng dan lain – lain). Adakan pengolahan sampah di masing – masing TPA sesuai
dengan bahannya, misalnya di TPA sampah organic dibuatkan Pabrik pembuatan
pupuk organic hasilnya bisa di jual murah atau di subsidikan ke masyarakat,
untuk menanam sayuran atau tanaman lainnya yang di tanam di sekitar rumah
(tidak ada alas an tidak punya halaman sebab banyak cara untuk menanamnya. Sebagai contoh menanam sayuran dengan cara
verticultur (lihat di Blog Mari menanan
sayuran pada judul blog PENYULUH PERTANIAN KRETIF INDONESIA).
Disisi lain selama ini sulit
mendapatkan pupuk organic dalam sekala besar, sampai – sampai petani sayuran
membohongi diri sediri bilang sayuran organic, tapi masih pakai pupuk dan
pestisida non organic. Padahal kita
harus menyadari sudah banyak anak – anak kita atau teman kita yang kelainan
akibat dampak dari mengkonsumsi bahan
makanan yang tidak ramah. Enak memang
waktu di makannya tapi dampaknya kurang baik bahkan berbahaya.
Seandai nya cita – cita saya ini bias
terwujud karena dukungan semua pihak saya rasa Indonesia bisa jadi Negara
terkaya di dunia. Sebab kita memiliki
alam yang mendukung tiap hari kita bisa melihat matahari, ini sebagai sumber
enerzi untuk proses asimilsi semua tanaman.
Kapanpun kita bisa taman apapun. Kita harus bisa menguasai Alam. Jangan kita di kuasai alam dan merusaknya
demi kelangsungan lingkungan hidup yang
asri dan nyaman.
Penghijauan sudah di anjurkan di
mana-mana melalui selebaran- selebaran dan lain – lain yang diintruksikan
langsung dari Kementrian Kehutanan, tapi
kebanyakan yang dianjurkan itu tanaman pohon yang berkayu , itu juga bagus,
tapi disamping itu ada yang terlupakan , yaitu kita harus melestarikan atau
menggalakan lagi tanam bambu yang cepat berkembang. Contohnya saja tanam pohon satu tahun paling
besar diameternya sebesar tangan orang
dewasa, tapi tanam bambu satu tahun sudah jadi satu rumpun, menyerap air bisa banyak dan lama.
Saya ingat ada sebuah lagu yang
di kumandangkan oleh Guru SMP saya dulu :
Dibawah rumpun bambu , mata air membual
Dilingkung
batu – batu mengalir pelahau
Disana aku mandi tiap pagi dan petang
Sambil bernyanyi – nyanyi sejuk sehat dan nyaman.
Nah itulah lagu kenyatan adanya, seandainya lagi tanam bambu di intruksikan seperti menana pohon sejuta pohon, ya kalau tanam bambu cuku seratus pohon saja. lumayan tahun berikutnya, kalau sukses bisa menyerap air yang begitu banyak, tebing - tebig tidak akan terjadi lagi longsor yang berat.
Semoga yang baca blog ini peduli lingkungan mari kita kerja keras ikhlas dan cerdas untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara Agraris yang subur makmur lohjinawi. KUNCI UTAMA SEMUA KALANGAN JUJUR MENJALANKAN TUGAS MASING-MASING. Jangan terlalu banyak mementingkan pribadi dan golongan, sesuai panca PRASETI KORPRI yang di bacakan setiap Apelpagi, tapi kenyataannya?
Nah itulah lagu kenyatan adanya, seandainya lagi tanam bambu di intruksikan seperti menana pohon sejuta pohon, ya kalau tanam bambu cuku seratus pohon saja. lumayan tahun berikutnya, kalau sukses bisa menyerap air yang begitu banyak, tebing - tebig tidak akan terjadi lagi longsor yang berat.
Semoga yang baca blog ini peduli lingkungan mari kita kerja keras ikhlas dan cerdas untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara Agraris yang subur makmur lohjinawi. KUNCI UTAMA SEMUA KALANGAN JUJUR MENJALANKAN TUGAS MASING-MASING. Jangan terlalu banyak mementingkan pribadi dan golongan, sesuai panca PRASETI KORPRI yang di bacakan setiap Apelpagi, tapi kenyataannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar